Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan layanan BI Fast yang diluncurkan sejak 21 Desember 2021 hingga kini telah menghemat Rp8 triliun terhadap perekonomian nasional.
Deputi Gubernur BI, Juda Agung, mengatakan, perkembangan volume transaksi BI Fast cukup baik karena dari awal implementasinya sudah mencapai Rp2 miliar.
"Artinya, jika dahulu biaya transaksi antarbank tarif normal Rp6.500, dengan BI Fast Rp2.500, maka ada efisiensi Rp4.000 bagi konsumen. Jika dikalikan 2 miliar transaksi, maka akan ada efisiensi Rp8 triliun untuk perekonomian Indonesia," ujar Juda dalam Peluncuran Buku Putih Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030, Rabu (6/12/2023).
Dengan besarnya nilai efisiensi ini, maka transaksi digital diyakininya akan terus meningkat dan menjadi preferensi masyarakat sehingga BI dan otoritas terkait akan berupaya untuk melakukan pengembangan.