Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
1001029161.jpg
Ilustrasi beras di gudang Bulog Makassar, Rabu (30/7/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Intinya sih...

  • Harga beras di pasaran sisa impor dari pemerintahan Jokowi

  • PDIP meminta pemerintah transparan terkait ketersediaan beras

  • Legislator PDIP temukan beras mulai membusuk di beberapa gudang

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Rokhmin Dahuri, prihatin maraknya praktik pengoplosan beras yang bisa merugikan petani. Dia mengatakan, praktik beras oplosan hanya menguntungkan mafia pangan.

Menurut Rokhmin, selisih harga yang dibayarkan oleh konsumen tidak sepenuhnya dinikmati oleh petani. Pasalnya, harga gabah masih ditekan pada kisaran Rp6.500 per kilogram, sementara harga beras di pasar terus mengalami peningkatan yang signifikan.

"Saya mempertanyakan klaim pemerintah bahwa stok beras Bulog saat ini tertinggi dalam 57 tahun terakhir, padahal harga pasar tak kunjung turun," ujar Rokhmin dalam keterangannya, dikutip Senin (11/8/2025).

1. Harga beras yang ada di pasaran sisa impor

Ilustrasi beras di gudang Bulog NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Rokhmin menyebut, harga beras yang saat ini ada di pasaran merupakan sisa impor dari pemerintahan era Presiden ke-7 RI, Joko "Jokowi" Widodo. Ketika itu, impor beras mencapai 1,5 juta ton.

Dia pun mempertanyakan stok di Bulog melimpah, tapi harga beras terus mengalami kenaikan.

2. PDIP minta pemerintah transparan

Ilustrasi beras (dok. Bulog)

Dalam kesempatan itu, Rokhmin meminta pemerintah transparan terkait ketersediaan beras. Terlebih, Presiden Prabowo Subianto terus meyakini Indonesia bisa swasembada pangan.

“Jujur itu sumber kebaikan, kalau tidak jujur, itu jalan menuju kehancuran,” ucap dia.

3. Legislator PDIP temukan beras mulai membusuk

Gudang beras milik Bulog di Wilayah BLK Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Lebih lanjut, Rokhmin mengaku sudah sidak ke beberapa gudang beras di sejumlah daerah. Temuannya, ada sejumlah beras yang mulai membusuk.

“Kami sudah sidak ke gudang di Jogja, Semarang, dan Karawang. Banyak beras mulai membusuk. Harusnya segera dilepas ke pasaran karena ini bukan uang APBN, tapi pinjaman komersial dari bank Himbara,” imbuhnya.

Editorial Team