Ilustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)
Selain itu, menurut Airlangga realisasi belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) juga harus dipercepat, terutama belanja terkait kebutuhan penanganan COVID-19. Hal ini akan sangat berdampak pada perekonomian Indonesia di 2021.
"Pertama, strateginya kita harus menjaga bahwa anggaran yang menjadi eungine utama harus berjalan dan diharpakan lebih tinggi dari tahun lalu serapnya, baik di pusat dan daerah," ujar Airlangga.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta pemda untuk bisa mengakselerasi belanjanya. Pasalnya, sepanjang semester I-2021 realisasi belanja daerah justru mengalami kontraksi 6,8 persen.
Sri Mulyani mengatakan apabila belanja daerah digenjot, maka ini bisa sangat berpengaruh pada kinerja perekonomian di kuartal III dan IV-2021.
"Di semester I-2021 belanja daerah dari TKDD (Transfer ke Daerah dan Dana Desa) kontraksi. Belanja pemerintah pusat tumbuh 19,1 persen, belanja K/L bahkan tumbuh 28 persen. Namun, di daerah negatif growt 6,8 persen. Kalau APBD dan TKDD bisa dikejar pada kuartal III dan IV atau semester II-2021, maka kita berharap ini akan terus mendukung pemulihan ekonomi di daerah," tutur Sri Mulyani.