Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Peluncuran Laporan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) Perusahaan-perusahaan China di Indonesia oleh Kamar Dagang China/China Chamber of Commerce (CCI). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menepis komentar terkait Indonesia didikte China. Menurutnya, pernyataan itu tidak benar, karena kerja sama kedua negara saling menguntungkan.

Luhut membeberkan, dari sisi defisit neraca perdagangan dengan China pun makin berkurang. Sebab, ekspor Indonesia ke China terus tumbuh.

"Kalau kita melihat angka-angka, tahun 2019 defisit perdagangan Indonesia dengan Tiongkok itu sebesar 17 miliar dolar AS. Sementara tahun 2021 defisit perdagangan kita hanya 2,5 miliar dolar AS. Jadi kalau orang mengatakan kita didikte Tiongkok sama sekali tidak benar kalau kita melihat angka-angka ini," kata Luhut dalam acara Peluncuran Laporan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) Perusahaan-perusahaan China di Indonesia oleh Kamar Dagang China/China Chamber of Commerce (CCI), Jumat (28/10/2022).

1. Pemerintah Indonesia yakin neraca perdagangan dengan China bakal surplus dalam waktu dekat

Ilustrasi perdagangan (ANTARA FOTO)

Di 2022 ini, pemerintah memprediksi defisit neraca perdagangan Indonesia dengan China akan makin berkurang, menjadi hanya 500 juta dolar AS. Bahkan, dalam waktu dekat, pemerintah optimistis neraca dagang Indonesia dengan China akan surplus. Artinya, nilai ekspor ke China akan jauh lebih besar dibandingkan impor. 
 
"Jadi saya sampaikan, bentuk kerja sama dengan Tiongkok itu kita lakukan untuk kerja sama yang saling menguntungkan," kata Luhut.

2. Luhut klaim China selalu transfer teknologi selama berinvestasi di Indonesia

Editorial Team

Tonton lebih seru di