Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada Kamis kemarin menunjukkan pasar masih mengantisipasi beberapa sentimen penguat dolar AS yang masih bertahan.
Sentimen itu di antaranya kebijakan ekonomi Trump, konflik geopolitik, kebijakan suku bunga AS yang mungkin akan mengurangi ekspektasi pemangkasan, pelambatan ekonomi China dan lainnya.
Semalam data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS menunjukkan jumlah klaim yang di bawah ekspektasi pasar, 211 ribu versus 222 ribu. Jumlah klaim yang lebih sedikit menunjukkan, ekonomi AS baik-baik saja dan bisa memicu Bank Sentral AS tidak mengubah suku bunga acuannya.
"Pagi ini juga terlihat indeks dolar AS naik lagi di kisaran 109,20 bs pagi kemarin di kisaran 108,55. Artinya dolar AS tambah kuat," kata Ariston kepada IDN Times, Jumat pagi.