Rupiah Melemah, Ditutup ke Level Rp16.198 per Dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah di pasar spot masih melemah hingga akhir perdagangan perdana di tahun 2025 ini, Kamis (2/1/2024), rupiah ditutup di level Rp16.198 per dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 0,41 persen dibanding penutupan Selasa (31/12/2024) di level Rp16.132 per dolar AS.
1. Mata uang di kawasan Asia bergerak melemah
Lebih rinci hingga pukul 15.00 WIB, mata uang di Asia bergerak bervariasi. Di mana, dolar Taiwan berada satu level lebih baik dari rupiah setelah ditutup melemah 0,29 persen.
Berikutnya ada ringgit Malaysia yang terkikis 0,16 persen, dan dolar Hongkong yang turun 0,09 persen, disusul rupee India yang melemah tipis 0,07 persen.
Sementara itu, won Korea Selatan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah ditutup melonjak 0,74 persen.
Kemudian ada peso Filipina yang sudah ditutup terkerek 0,42 persen dan yen Jepang yang terangkat 0,36 persen. Adapun dolar Singapura yang menanjak 0,32 persen.
Lalu, ada baht Thailand yang menguat tipis 0,13 persen pada perdagangan sore ini. Sedangkan yuan China bergerak datar terhadap dolar AS.
2. Dolar AS menguat dipicu kekhawatiran pasar
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra mengatakan, penguatan dolar AS ini banyak dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi global di 2025.
"Ada kekhawatiran tekanan dari kebijakan ekonomi Presiden Trump, perang dagang, suku bunga AS yang tidak bisa turun lagi serta perlambatan ekonomi China. Hal ini mendorong investor masuk ke aset aman sehingga dolar AS menguat," ucapnya.
3. Masih ada potensi rupiah menguat kedepan terhadap dolar AS
Ia menyoroti penguatan mata uang sejumlah negara pada pagi tadi seperti dolar Singapura, Bath Thailand, Peso Filipina, Won Korea yang bergerak menguat. Ini menandakan masih banyak perusahaan yang membeli mata uang lokal untuk jalanlan keperluan bisnis.
Penguatan di awal tahun ini mendorong pasar masuk lagi membeli mata uang lokal untuk keperluan bisnis.