Jakarta, IDN Times - Literasi keuangan masyarakat Indonesia masih jadi pekerjaan rumah yang mesti ditangani banyak pihak, terutama pemerintah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan institusi finansial lainnya.
Rendahnya literasi keuangan masyarakat Indonesia pun membuat tak sedikit dari mereka menjadi korban investasi bodong atau ilegal. Mereka dapat tergiur begitu mudah kekayaan yang kerap ditampilkan sosok-sosok (mengaku) crazy rich di media sosial.
Sebagai informasi, Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dirilis OJK menunjukkan literasi keuangan baru sebesar 38,03 persen pada 2019 silam.
Secara harfiah, literasi keuangan dapat diartikan sebagai pengetahuan dan keterampilan masyarakat terkait finansial, agar mampu mengelola dan memanfaatkan keuangan secara maksimal.
Dengan adanya literasi keuangan, masyarakat diharapkan memiliki bekal edukasi mumpuni terkait finansial, sehingga mampu mengambil sikap dan memilih keputusan keuangan secara bijak.
Oleh karena itu, Executive Vice President Wealth Management Head OCBC NISP, Juky Mariska, mengungkapkan sejumlah hal yang merupakan manfaat literasi keuangan bagi masyarakat Indonesia. Berikut ulasannya!