Sementara itu terkait Bitcoin, cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasarnya, Cuban lebih menganggap Bitcoin sebagai “versi digital dari emas” dibanding mata uang. Itu karena bitcoiner (pemilik Bitcoin) biasanya memegang kepemilikan mereka dalam jangka panjang dan melihatnya sebagai aset yang akan dihargai.
Namun, pernyataan Cuban itu tidak berarti bahwa Bitcoin dan Ether tidak digunakan sebagai mata uang juga. Pada Juni, El Salvador menjadi negara pertama yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, dan sekarang dapat digunakan untuk membayar barang dan jasa di sana. Komunitas Bitcoin juga memperkirakan akan ada penggunaan cryptocurrency itu secara global juga. Meski demikian, para kritikus mengatakan Bitcoin terlalu berisiko dan tidak stabil untuk digunakan sebagai mata uang.
Di sisi lain, Ether juga banyak digunakan untuk pembayaran aset digital, seperti NFT (token yang tidak dapat dipertukarkan), yang sekarang menjadi industri bernilai miliaran dolar.
Namun, para ahli keuangan sangat skeptis terhadap cryptocurrency secara keseluruhan karena sifatnya yang spekulatif. Mereka kerap memperingatkan bahwa orang hanya boleh berinvestasi di cryptocurrency jika mereka sanggup kehilangan investasinya. Beberapa ahli juga mengatakan untuk sangat berhati-hati ketika berinvestasi di Dogecoin, khususnya, karena Doge tidak langka dan tidak memiliki perkembangan teknologi seperti Bitcoin.
Di masa lalu, Cuban juga pernah mengakui bahwa Dogecoin bukanlah investasi terbaik, terlepas dari pandangannya yang bullish. Meskipun demikian, Cuban dan putranya yang berusia 11 tahun, Jake, memiliki Dogecoin, Bitcoin dan altcoin seperti Ether.