PT PLN (Persero) terus berupaya mengalirkan listrik desa-desa terpencil di Papua dan Papua Barat dengan memanfaatkan energi tenaga surya. (Dok. PLN)
Berdasarkan paparan Kementerian ESDM, program Lisdes periode 2025-2029 membutuhkan anggaran sebesar Rp61,65 triliun, sedangkan BPBL memerlukan Rp2,44 triliun.
Pada 2025, program Lisdes menyasar 1.215 lokasi dengan total 72.098 pelanggan dan kapasitas 15.418 kWp, membutuhkan anggaran Rp3,42 triliun. Sementara BPBL ditujukan untuk 215 ribu rumah tangga dengan anggaran Rp450 miliar.
Tahun 2026, Lisdes mencakup 2.120 lokasi dengan 186.216 pelanggan dan kapasitas 59.713 kWp, dengan alokasi anggaran Rp10 triliun. Untuk BPBL, ditargetkan 250 ribu rumah tangga dengan dana Rp530 miliar.
Pada 2027, Lisdes diarahkan ke 2.832 lokasi dengan 218.513 pelanggan dan kapasitas 119.565 kWp, membutuhkan anggaran Rp15,33 triliun. BPBL tetap ditujukan ke 250 ribu rumah tangga dengan alokasi Rp530 miliar.
Tahun 2028, Lisdes dilaksanakan di 1.673 lokasi dengan 134.340 pelanggan dan kapasitas 121.686 kWp, dengan kebutuhan anggaran Rp13,06 triliun. BPBL juga menargetkan 250 ribu rumah tangga dengan dana Rp530 miliar.
Pada 2029, Lisdes ditargetkan untuk 1.946 lokasi dengan 159.851 pelanggan dan kapasitas 175.797 kWp, dengan anggaran Rp19,50 triliun. Untuk BPBL, program ini ditujukan kepada 186.773 rumah tangga dengan alokasi Rp395 miliar.