Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kota di Indonesia (unsplash.com/Visual Karsa)
ilustrasi kota di Indonesia (unsplash.com/Visual Karsa)

Jakarta, IDN Times - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, menjelaskan alasan perlunya mengembangkan setidaknya 40 kota sebagai pusat pertumbuhan yang berkualitas sebagai upaya mewujudkan pemerataan.

Menurutnya, pemerataan pembangunan lebih masuk akal dilakukan dengan mengembangkan kota-kota yang sudah ada di setiap provinsi, daripada membangun kota baru di satu lokasi yang hanya akan dihuni oleh aparat pemerintahan.

"Kami melihat upaya pemerataan jauh lebih masuk akal dengan mengembangkan kota-kota yang sudah berpenduduk dan tersebar di tiap provinsi, ketimbang hanya membangun kota baru di satu titik yang hanya akan dihuni oleh aparat pemerintahan," kata Anies dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (23/12/2023).

1. Anies pilih pengembangan kota eksisting ketimbang bangun kota baru

Proses pembangunan perkantoran Kementerian dan Lembaga negara di IKN (IDN Times/Ervan)

Capres yang berdampingan dengan cawapres Muhaimin Iskandar itu menerangkan, pusat-pusat pertumbuhan di setiap pulau sebetulnya telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).

Hal itu berdasarkan beberapa peraturan presiden (perpres) dan merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

"Berlandaskan pada ketetapan tersebut dan keterwakilan tiap provinsi, kami akan mengembangkan setidaknya 40 kota yang berpenduduk lebih dari 75 juta jiwa sebagai pusat-pusat pertumbuhan dalam rangka mendorong pemerataan ke seluruh Indonesia," tuturnya.

2. Pengembangan kota di Indonesia punya nilai ekonomi Rp792 triliun

pexels.com/TomFisk

Sejalan dengan tujuan pengembangan kota di Indonesia, Anies berniat untuk mendorong proses reindustrialisasi. Dalam hal ini, membuat kota-kota di berbagai wilayah Indonesia menjadi pusat-pusat pertumbuhan.

Dalam dokumen yang pernah dipaparkan Anies saat dialog bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Anies memiliki ide atau konsep industri yang terkait dengan pengembangan kota (City-Development Related Industry).

Gagasan tersebut diestimasikan akan menghasilkan nilai ekonomi pada sektor transportasi publik Rp300 triliun, perumahan Rp172 triliun, kawasan olahraga dan ecopark Rp20 triliun, serta infrastruktur mikro rumah tangga Rp300 triliun.

Jadi, totalnya adalah Rp792 triliun, yang mana 80 persen di antaranya menjadi peluang bisnis swasta, dan 20 persen sisanya dari APBN.

3. Cak Imin bicara pengembangan 40 kota dalam debat cawapres

Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) saat debat cawapres perdana pada Jumat (22/12/2023). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Sebelumnya, cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menjanjikan bakal membangun 40 kota baru selevel Jakarta. Kota-kota itu akan dibuat dengan memenuhi standar lingkungan sehingga bisa dihuni dengan nyaman.

"Perumahan dibangun tidak terlalu jauh dari pusat-pusat pekerjaan, akses pendidikan bisa dijangkau oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Sementara, fiskal yang dibutuhkan, kita harus pandai-pandai membangun prioritas," ujar Muhaimin saat debat perdana cawapres di Jakarta Convention Centre (JCC), Jumat (22/12/2023) malam.

Dia menambahkan, bukan berarti dia setuju atau tidak setuju mengenai Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Tetapi, pembangunan itu harus disusun sesuai dengan prioritas sehingga distribusi air bersih bisa merata.

"Balikpapan kasihan, Banjarmasin kasihan, Pontianak kasihan. Karena apa? Kota-kota ini dalam waktu singkat bisa kita sulap lebih baik karena apa, karena fiskal yang kita siapkan dirataadilkan di masing-masing perkotaan," tutur dia lagi.

Editorial Team