Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-11 at 17.57.30.jpeg
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli dalam Indonesia International Sustainability Forum 2025 di JCC. (Dok/IDN Times).

Intinya sih...

  • Indonesia komitmen capai net zero emission pada 2060

  • Kemenaker siapkan program upskilling dan reskilling bagi 1 juta pekerja hingga 2029

  • Selaraskan keterampilan kerja untuk hadapi transisi menuju ekonomi hijau

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan perubahan iklim berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi besar secara global.

Berdasarkan laporan The Economics of Climate Change: No Action Not an Option yang dirilis Swiss Re Institute, tanpa upaya mitigasi yang memadai, Produk Domestik Bruto (PDB) dunia dapat turun hingga 18 persen dalam 30 tahun ke depan.

Ia mengatakan kerugian yang dialami global secara nominal mencapai 38 triliun dolar AS per tahun. Situsasi ini menjadikan perubahan iklim menjadi ancaman ekonomi terbeasar bagi negara-negara di dunia.

"Nilai kerugian global tersebut setara dengan sekitar 38 triliun dolar AS per tahun. Menurut saya, angka itu sangat besar bagi Indonesia," katanya dalam Indonesia International Sustainability Forum 2025 di JCC, Sabtu (11/10/2025).

Adapun penurunan PDB global itu disebabkan oleh meningkatnya bencana alam, gangguan pada rantai pasok, hingga penurunan produktivitas akibat perubahan iklim ekstrem.

1. Indonesia sudah menegaskan komitmen untuk capai net zero emission

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli dalam Indonesia International Sustainability Forum 2025 di JCC. (Dok/IDN Times).

Menanggapi ancaman tersebut, Indonesia menegaskan komitmennya mempercepat transisi menuju ekonomi hijau. Pemerintah menargetkan pencapaian net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat, serta penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 32 persen pada tahun 2030 dibandingkan skenario business as usual.

“Angka kerugian global itu sangat besar. Karena itu, Indonesia harus mempercepat langkah mitigasi agar tidak ikut terdampak penurunan ekonomi global akibat krisis iklim,” ujarnya.

2. Kemenaker siapkan program upskilling dan reskilling bagi 1 juta pekerja hingga 2029

Ilustrasi lowongan kerja (freepik.com/vector4stock)

Sebagai bagian dari strategi tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan menyiapkan program peningkatan dan penyelarasan keterampilan (upskilling dan reskilling) bagi sedikitnya satu juta pekerja setiap tahun hingga 2029. Program ini bertujuan mempersiapkan tenaga kerja menghadapi transformasi menuju ekonomi hijau dan mengurangi ketergantungan pada sektor berbasis bahan bakar fosil.

Selain itu, pemerintah juga mengintegrasikan pengembangan pekerjaan hijau (green jobs) dalam rencana pembangunan nasional. Langkah ini meliputi revisi standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) serta penguatan peran Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas agar dapat menyediakan pelatihan keterampilan hijau di tingkat akar rumput.

3.. Selaraskan keterampilan kerja untuk hadapi transisi menuju ekonomi hijau

Ilustrasi job fair. (IDN Times/Galih Persiana)

Yassierli menegaskan pentingnya peningkatan dan penyelarasan keterampilan tenaga kerja sebagai bagian dari strategi Indonesia menghadapi transisi menuju ekonomi hijau. Menurutnya, langkah ini merupakan upaya menyelaraskan kebijakan ketenagakerjaan nasional dengan kebutuhan pasar kerja masa depan.

“Saya percaya bahwa langkah-langkah ini akan menyelaraskan kebijakan kita dengan kebutuhan pasar kerja Indonesia di masa depan,” ujar Yassierli.

4. Transformasi ekonomi hijau menuntut tenaga kerja memiliki kompetensi baru

ilustrasi emisi karbon dioksida (pexels.com/Pixabay)

Transformasi ekonomi menuju sektor hijau menuntut tenaga kerja dengan kompetensi baru. Oleh karena itu, program upskilling dibutuhkan untuk menyiapkan tenaga kerja baru yang akan memasuki sektor-sektor hijau, seperti energi terbarukan, pengelolaan limbah, dan transportasi berkelanjutan.

Sementara itu, program reskilling atau penyelarasan keterampilan ditujukan bagi tenaga kerja yang saat ini masih bekerja di sektor berbasis bahan bakar fosil, agar mereka dapat beradaptasi dan beralih ke bidang pekerjaan yang lebih ramah lingkungan.

“Peningkatan keterampilan dibutuhkan bagi tenaga kerja baru di sektor hijau, sementara penyelarasan keterampilan diperlukan bagi tenaga kerja yang saat ini bekerja di sektor bahan bakar fosil,” tambah Yassierli.

Editorial Team