Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemenkes Sebut Perubahan Iklim Berdampak ke Jiwa Masyarakat

Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi di Jakarta Selatan, Rabu (8/10/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi di Jakarta Selatan, Rabu (8/10/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Intinya sih...
  • Fenomena cuaca ekstrem di Menteng dan SCBD
  • Pentingnya dukungan mental setelah bencana atau tekanan sosial ekonomi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times Perubahan iklim yang semakin ekstrem belakangan ini bukan hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan jiwa masyarakat.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi. Imran menekankan pentingnya membangun ketahanan mental di tengah krisis alam, sosial, dan digital.

“Alam ini juga perlu kita garis bawahi bahwa climate change itu berdampak dan sekarang perubahan iklim tidak bisa diprediksi,” ujar Imran dalam media briefing mengusung tema Global Access to Service Mental Health in Catastrophes and Emergencies di Jakarta Selatan, Rabu (8/10/2025).

1. Fenomena cuaca ekstrem di Menteng dan SCBD

Dealer baru PID di SCBD (dok. PID)
Dealer baru PID di SCBD (dok. PID)

Dia mencontohkan, beberapa fenomena cuaca ekstrem yang terjadi di berbagai wilayah, seperti hujan es di Menteng dan angin putih beliung di kawasan SCBD, Jakarta.

Peristiwa semacam itu, kata dia, bisa memicu tekanan psikologis di masyarakat karena sifatnya yang mendadak dan tak terduga.

“Contoh lain di Arab yang selama ini tidak ada salju, tiba-tiba turun salju. Itu bisa bikin stres luar biasa. Orang Arab kan gak terbiasa punya baju tebal,” kata Imran.

2. Masyarakat Indonesia tahan panas

Ilustrasi Jakarta, Bundaran HI (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Ilustrasi Jakarta, Bundaran HI (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Dia mengatakan, masyarakat Indonesia umumnya lebih tahan terhadap panas dibandingkan dingin. Perubahan suhu ekstrem dapat memengaruhi kondisi fisik dan mental.

“Dulu waktu saya jadi petugas haji tahun 2005, ketika cuaca sangat dingin, angka kesakitan jemaah justru lebih tinggi dibanding saat musim panas. Mereka gak mau makan, stres, dan lain-lain,” ujar dia.

3. Pentingnya dukungan mental

Mental health (Pixabay.com/Mohamed_Hassan)
Mental health (Pixabay.com/Mohamed_Hassan)

Lebih lanjut, Imran mengingatkan pentingnya memperkuat dukungan mental setelah bencana atau tekanan sosial ekonomi. Menurut dia, bencana bisa datang kapan saja dan menimbulkan dampak psikologis jangka panjang bagi korban.

Selain itu, dia menyoroti pentingnya membangun lingkungan kerja, sekolah, dan komunitas yang peduli terhadap kesehatan jiwa.

“Kasus-kasus bullying di sekolah, di tempat kerja, itu juga masih terjadi. Belum lagi PHK yang cukup banyak. Kalau karyawan berkurang, otomatis beban kerja orang yang tersisa meningkat, persaingan juga makin ketat. Itu bisa memicu stres,” ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in News

See More

Prabowo Lantik 10 Dubes dan 1 Wakil Dubes, Ini Daftarnya

08 Okt 2025, 16:02 WIBNews