Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Zulhas serah terima jabatan Mendag ke Budi Santoso pada Senin (21/10/2024). (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Zulhas serah terima jabatan Mendag ke Budi Santoso pada Senin (21/10/2024). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Intinya sih...

  • Presiden Prabowo menunjuk Budi Santoso sebagai Mendag pada 20/10/2024
  • Budi dipilih karena dianggap paling paham segala persoalan di Kemendag
  • Budi memiliki pengalaman luas di berbagai jabatan Eselon II di lingkungan Kementerian Perdagangan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menyambut baik langkah Presiden Prabowo Subianto yang menunjuk Budi Santoso sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) pada Minggu (20/10/2024). 

"Faktor dasar pertimbangan presiden mengangkat menteri bervariasi. Budi Santoso salah satu pejabat karier di Kemendag. Dengan posisi terakhir sebagai Sekjen, sangat mungkin sekali beliau menduduki jabatan tertinggi di Kemendag," tutur Anthony di keterangan resmi, Senin (21/10/2024). 

1. Budi Santoso dinilai paham persoalan di Kemendag

ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Dia mengatakan banyak faktor pertimbangan seorang Presiden menunjuk seorang menteri, dan yang tahu pasti apa alasannya hanya orang di sekitar lingkaran presiden. Akan tetapi Anthony meyakini, Budi dipilih karena dianggap paling paham segala persoalan di Kemendag.

"Sebagai pejabat karier dengan posisi begitu tinggi, sosok Budi Santoso seharusnya mengetahui persis permasalahan yang ada di kementeriannya," ucap dia.

2. Harga dalam negeri diharapkan stabil

Pedagang cabai di Pasar Al Mahirah, Kota Banda Aceh, Aceh. (IDN Times/Mhd Saifullah)

Anthony berharap di era kepemimpinan Budi, nantinya Kemendag bisa menciptakan harga di dalam negeri menjadi relatif stabil dan tidak fluktuatif.

"Serta menghilangkan praktik monopoli dan kartel. Artinya,Kemendag harus mampu menegakkan UU tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat," kata Anthony.

Sebelumnya, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyambut positif rencana Sekjen Kementerian Perdagangan (Kemendag) Budi Santoso yang dikabarkan akan menempati posisi Menteri Perdagangan (Mendag). Hal ini pun dinilai menjadi preseden baik bagi karier profesional aparatur sipil negara (ASN) di kementerian.

Lantaran, pengalaman Budi Santoso yang menapaki kariernya di Kemendag dapat menjadi kunci utama untuk menciptakan iklim perdagangan yang sehat. Selain itu, dia menilai pengalaman Budi Santoso menjadi perwakilan di Luar Negeri (LN) dan Dirjen Perdagangan LN dapat menjadi pintu masuk perdagangan ekspor Indonesia.

"Sangat-sangat dimungkinkan sekali hal tersebut dimanfaatkan oleh Kemendag. Namun, memang harus berhati-hati, kalangan profesional terkadang dapat tekanan dari parpol," kata dia.

3. Latar belakang Budi Santoso

Zulhas serah terima jabatan Mendag ke Budi Santoso pada Senin (21/10/2024). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Melansir laman Kemendag, Budi Santoso pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri pada Desember 2022-Agustus 2024. Kemudian, pada September 2020-Desember 2022 dirinya menjabat sebagai Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei dan pernah menjabat sebagai Kepala Biro Keuangan pada Juni 2020-September 2020.

Pada 2010, Budi Santoso menduduki jabatan sebagai Kasubdit Ekonomi Kreatif pada unit Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dan dirinya dipromosikan menjadi Atase Perdagangan India.

Sekembalinya dari India, Budi Santoso diangkat sebagai Kepala Bagian Program dan Kerjasama pada unit Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional.

Budi tercatat sempat menjabat di berbagai jabatan Eselon II di lingkungan Kementerian Perdagangan seperti Kepala Pusat Data dan Informasi tahun 2017, Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi tahun 2017, serta Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian tahun 2018.

Dari segi pendidikan, Budi Santoso memiliki latar belakang pendidikan Sarjana (S1) Komunikasi Massa di Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Kemudian, dirinya melanjutkan pendidikan Magister (S2) Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia dan kembali melanjutkan pendidikan S3 atau Doktor Ilmu Komunikasi di Universitas Sahid.

Editorial Team