Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Hotel Borobudur Jakarta Pusat (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Beberapa waktu lalu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menanggapi data Bank Indonesia (BI) yang sebelumnya disampaikan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, yang menyebut ada dana APBD Jabar mengendap di bank sebesar Rp4,1 triliun.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, Tito menjelaskan dana milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebenarnya sebesar Rp3,8 triliun. Sisanya, sekitar Rp300 miliar, merupakan dana milik Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) seperti rumah sakit, yang pengelolaannya terpisah dari Pemprov. Seiring pembaruan data, saldo simpanan Jawa Barat tercatat menurun menjadi Rp2,7 triliun karena sebagian dana telah digunakan.
“Perbedaannya muncul karena waktu pencatatan berbeda dan sebagian dana sudah terpakai. Data dari Menkeu menunjukkan Rp2,33 triliun berdasarkan informasi BI pada Agustus–September, sementara data Kemendagri menunjukkan Rp2,15 triliun karena sekitar Rp180 miliar telah digunakan oleh daerah,” jelas Tito.
Artinya, sebagian dana Pemda yang sebelumnya tercatat sebagai simpanan di bank telah dibelanjakan dalam kurun waktu satu bulan. Tito menekankan hal ini wajar, mengingat jumlah Pemda di Indonesia mencapai 512, terdiri dari 38 provinsi, 98 kota, dan 416 kabupaten.
“Jadi, selisih Rp18 miliar dalam sebulan itu sangat mungkin terjadi,” ujar Tito.