Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Uang Rupiah (https://pixabay.com/id/photos/rupiah-mata-uang-uang-keuangan-7304261/)

Intinya sih...

  • Rupiah ditutup menguat 12,50 poin menjadi Rp16,367,5 per dolar AS
  • Seluruh mata uang Asia menguat terhadap dolar AS, termasuk rupiah yang menguat 0,07 persen

Jakarta, IDN Times - Pergerakan rupiah di pasar spot pada perdagangan awal pekan ini, Senin (20/1/2025) ditutup menguat. Mata uang Garuda berakhir di level Rp16,367,5 per dolar AS. 

Berdasarkan data bloomberg, rupiah menguat 12,50 poin atau 0,08 persen dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (17/1/2025) pada level Rp16.380 per dolar AS. 

1. Mata uang di Asia kompak menguat

Di Asia, seluruh mata uang kompak menguat terhadap dolar AS sore ini. Won Korea mencatat penguatan terbesar 0,65 persen, disusul dolar Taiwan yang menguat 0,47 persen, baht Thailand menguat 0,46 persen, dolar Singapura terapresiasi 0,29 persen. 

Ringgit Malaysia menguat 0,22 persen, pesso Filipina positif 0,16 persen, yen Jepang menguat 0,15 persen, yuan China menguat 0,12 persen, rupee India terapresiasi 0,08 persen, rupiah menguat 0,07 persen, dan dolar Hong Kong menguat 0,03 persen terhadap dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di level 109,01. Posisi ini turun diibanding akhir pekan lalu pada level 109,34.

2. Investor wait and see antisipasi kebijakan Trump

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, rupiah hingga sore ini mengalami konsilidasi seiring dengan tidak adanya data ekonomi penting dari luar negeri maupun dalam negeri. 

"Investor wait and see mengantisipasi langkah-langkah Trump," ucapnya. 

3. Pelaku pasar alami konsolidasi dan menantikan pidato pelantikan Trump

Sementara itu, pengamat pasar uang Ariston Tjendera mengatakan, pelaku pasar melakukan konsolidasi dan menantikan pidato pelantikan Donald Trump terkait arah kebijakan ekonomi dan politik Amerika Serikat (AS) ke depan. 

"Rupiah bisa mendapatkan imbas positif hari ini meskipun risiko pelemahan masih terbuka di kemudian hari. Pidato Trump yang provokatif mengenai tarif bisa mendorong pelemahan rupiah lagi besok," tutur Ariston. 

Editorial Team