Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali. (dok. ASDP)
Di sisi lain, ASDP memastikan kesiapan layanan penyeberangan lintasan Gilimanuk–Ketapang dalam menghadapi arus pergerakan Nataru. Berbagai langkah antisipatif disiapkan untuk menjaga kelancaran, keselamatan, dan kenyamanan pengguna jasa, seiring dinamika trafik yang terus dipantau secara intensif selama periode Nataru, baik pada arus berangkat maupun arus balik.
Senior General Manager Regional III ASDP, Luthfi Adi Subarkah, menyampaikan kesiapan operasional didukung oleh ketersediaan armada dan infrastruktur pelabuhan yang memadai.
"Di lintas Ketapang-Gilimanuk jumlah kapal yang siap operasi (standby) sebanyak 55 unit serta 17 unit dermaga di Ketapang dan Gilimanuk, dilengkapi buffer zone dan delaying system untuk mengantisipasi fluktuasi kepadatan kendaraan," ujar dia.
Sementara itu, ASDP juga berkoordinasi dengan regulator dan mitra kerja terkait dalam hal penyiapan skenario pola operasi kapal yang fleksibel sesuai tingkat kepadatan, mulai dari kondisi normal hingga sangat padat.
"Pada kondisi puncak, kapasitas angkut dapat dioptimalkan melalui pengoperasian hingga 32 kapal dengan dukungan dermaga alternatif Bulusan serta pola time based berthing (TBB) demi mempercepat proses bongkar muat kendaraan," kata Luthfi.
Dari sisi kinerja produksi, data Posko Nataru 2025 menunjukkan pergerakan penyeberangan di lintasan Gilimanuk–Ketapang tetap terjaga secara terkendali. Hingga periode H-10 sampai dengan H+2 Natal, realisasi penyeberangan dari Pelabuhan Gilimanuk tercatat sebanyak 83.146 unit kendaraan atau tumbuh sekitar 5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, dengan total penumpang mencapai 283.127 orang.