Hadapi Cuaca Ekstrem, Pemkot Jakut Siagakan Mitigasi Banjir Rob

- Penguatan koordinasi lintas sektor di wilayah pesisir
- Penyiapan sarana darurat dan personel siaga
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara memperkuat langkah mitigasi menghadapi cuaca ekstrem pada musim penghujan serta potensi banjir rob di wilayah pesisir. Upaya ini sejalan dengan Instruksi Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 98 Tahun 2025 tentang Mitigasi Menghadapi Musim Penghujan.
Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Uus Kuswanto, mengatakan, upaya mitigasi tidak boleh bersifat reaktif dan harus disiapkan sejak dini.
"Kesiapan infrasruktur, layanan sosial dan kesehatan ditingkatkan guna meminimalisir risiko dan melindungi keselamatan warga," kata Uus Kuswanto, dikutip dari siaran pers, Rabu (31/12/2025).
1. Penguatan koordinasi lintas sektor di wilayah pesisir

Wali Kota Administrasi Jakarta Utara, Hendra Hidayat, memastikan kesiapsiagaan penuh jajarannya dalam menghadapi cuaca ekstrem. Terlebih, berdasarkan rilis terbaru BMKG, wilayah DKI Jakarta termasuk Jakarta Utara berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang dan petir, terutama pada malam hingga dini hari, serta ancaman banjir rob di kawasan pesisir.
"Wilayah pesisir Jakarta Utara juga kita waspadai terjadi banjir rob. Kita siagakan penuh meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan," ujar dia.
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Administrasi Jakarta Utara, Heria Suwandi, mengatakan, kesiapsiagaan dilakukan secara bertahap dan terukur dengan mengutamakan aspek pencegahan dan respons cepat di lapangan.
Begitu juga koordinasi lintas sektor yang telah dilakukan sejak 18 Desember 2025 bersama sejumlah pihak yang berpotensi terdampak banjir rob, seperti Pelabuhan Nizam Zahman, Pelindo Muara Baru, Pelindo Regional 2 Sunda Kelapa, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP), serta PT Taman Impian Jaya Ancol.
2. Penyiapan sarana darurat dan personel siaga

Pemkot Jakarta Utara menyiapkan berbagai sarana mitigasi, mulai dari geobag, sandbag, hingga pompa mobile dan stasioner di titik-titik rawan banjir rob. Seluruh personel juga disiagakan untuk memastikan respons cepat apabila terjadi genangan atau pasang laut ekstrem, khususnya di wilayah dengan kerawanan tinggi seperti Marunda, Penjaringan, Koja, dan Pademangan.
“Jakarta Utara memiliki karakter wilayah pesisir dengan kerawanan banjir rob yang tinggi. Kami siapkan geobag, sandbag, serta pompa mobile dan stasioner di titik-titik rawan. Seluruh personel juga kami siagakan agar dapat merespons cepat apabila terjadi genangan maupun pasang laut ekstrem,” ujar Heria.
3. Penempatan pompa mobile di titik rawan genangan

Perbantuan teknis disiagakan di sejumlah titik strategis, meliputi penanggulan sementara, pengecoran rembesan tanggul, serta penempatan pompa mobile untuk mempercepat pengendalian genangan.
Pompa mobile ditempatkan sejak 30 Desember 2025 hingga 7 Januari 2026 di berbagai lokasi rawan, seperti di 2 unit Indopump di Rumah Pompa Stasioner Muara, 2 unit HSP 20 dan Inopump Putih di Kali gendong Muara Angke, 1 unit HSP 60 di PLTU Muara Karang, 1 unit di Pelabuhan sunda, 1 unit HSP 20 di Plusing Ancol, 1 unit Pompa Mobil di Koyo Cabe Lodan, 1 unit Pompa Mobil di Jalan Gunung Sahari, 2 unit Mobil Putih di Jalan RE Martadinata, 1 Mobil di Ketel Uap, 1 unit Pompa Mobil di Marunda Pitung STIP, 1 unit di Ancol Danau, dan 1 unit HSP 60 Ancol Dermaga 5 Marina.
“Hingga akhir Desember 2025, penanganan lapangan telah kami lakukan di kawasan Marunda, Penjaringan, Koja, Pademangan, serta area pelabuhan dan Ancol," ujar Heria.
Pemerhati kebijakan publik dari Kajian Kebijakan Publik Ampera (KKPA), A. Ramadhan, mengapresiasi langkah mitigasi banjir rob yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot Jakarta Utara sebagai wujud komitmen melindungi wilayah pesisir dan keselamatan masyarakat.
"Pentingnya juga sinergi lintas kewenangan dan keberlanjutan program strategis seperti National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) sebagai solusi jangka panjang pengelolaan pesisir. Itu sudah dilakukan oleh Pemrov DKI Jakarta," jelasnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Jakarta Utara sekaligus Ketua Bamus Betawi 1982, Muhamad Ichwan Ridwan atau Bang Boim, meyakini Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung akan melanjutkan pembangunan yang telah direncanakan sebelumnya, termasuk proyek Giant Sea Wall.
"Kita sudah melihat adanya keberlanjutan pembangunan di wilayah Kali Baru, Cilincing dan titik lokasi lainya yang saat ini terus dilanjutkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Masyarakat Jakarta Utara sebagai entitas sosial tentunya terus mendukung arah pembangunan yang berkelanjutan," ucap dia.


















