Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan beberapa penyebab laju manufaktur Indonesia (Purchasing Manufacturing Index) mengalami kontraksi.
Berdasarkan data S&P kinerja manufaktur Indonesia turun 1,4 poin secara bulanan menjadi 49,3 dari 50,9 pada Juni 2024 sehingga PMI mengalami kontraksi.
"Terjadi penurunan permintaan baru dari barang-barang manufaktur mengalami moderasi, apakah karena penurunan permintaan ini berlangsung seasonal atau kompetensi barang-barang impor. Ini terutama barang-barang konsumsi. Kami akan lakukan investigasi untuk sisi demand side," ujar Menkeu, dikutip Sabtu (3/8/2024).