Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mentan Andi Amran Sulaiman (tiga kiri) memaparkan konsep swasembada pangan saat Retreat Kabinet Merah Putih di Magelang (Dok ANTARA/Kementan)

Intinya sih...

  • Mentan Andi Amran Sulaiman paparkan konsep swasembada pangan untuk tingkatkan produksi dalam negeri dan kurangi ketergantungan impor.
  • Refocusing anggaran Rp1,7 triliun hasil surplus produksi beras 1,13 juta ton dengan nilai total Rp13,57 triliun.

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memaparkan konsep dan strategi mencapai swasembada pangan saat memberikan materi Program Swasembada Pangan pada rangkaian acara Retreat bagi para Menteri Kabinet Merah Putih di Magelang, Sabtu (26/10/2024).

Adapun konsep swasembada pangan yang dipaparkan fokus pada peningkatan produksi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

"Dalam menghadapi krisis pangan global dan mencapai swasembada pangan, Kementerian Pertanian telah menyusun langkah strategis yang tertuang dalam blueprint swasembada pangan," kata dia dalam keterangannya, dikutip dari ANTARA, Minggu (27/10).

1. Swasembada pangan untuk wujudkan kemandirian pangan

Petani memegang padi (Freepik)

Mentan menyatakan, swasembada pangan adalah gagasan besar dari Presiden RI Prabowo Subianto yang akan dijalankan secara intensif untuk mewujudkan kemandirian pangan di Indonesia.

Dia menjelaskan, Kementan pada tahun ini telah melakukan refocusing anggaran untuk mencapai target produksi beras sebagai bagian dari upaya percepatan produksi pangan.

Pemerintah melakukan refocusing anggaran sebesar Rp1,7 triliun. Melalui optimalisasi ini memberikan dampak surplus produksi beras sebanyak 1,13 juta ton, dengan nilai total mencapai Rp13,57 triliun.

"Kebijakan yang tepat ini berhasil meningkatkan produksi beras di Agustus-Oktober 2024 yang tercatat BPS," ucapnya.

2. Kementaan implementasikan strategi intensifiikasi dan ekstensifikasi

ilustrasi petani padi (pexels.com/Rattasat)

Kementerian Pertanian (Kementan) pun melakukan implementasikan strategi intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian untuk memastikan keberhasilan swasembada pangan.

Intensifikasi dilakukan dengan pemanfaatan benih unggul, distribusi pupuk yang memadai, dan program pompanisasi di beberapa daerah sentra pangan seperti sekitar aliran Sungai Bengawan Solo, Cimanuk, dan Brantas. Selain itu, optimalisasi lahan rawa seluas 360 ribu hectare (ha).

Sementara ekstensifikasi atau perluasan lahan pertanian ditargetkan pada cetak sawah baru seluas 3 juta ha di beberapa daerah, antara lain Merauke dengan target 1 juta ha, Kalimantan Tengah 500 ribu ha, Kalimantan Selatan 300 ribu ha, Sumatera Selatan 200 ribu ha, serta daerah lainnya seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Aceh, dan Sumatera Utara.

Kementan pun akan melakukan revitalisasi terhadap bendungan baru untuk mendukung pengairan yang efektif dan efisien.

3. Libatkan petani millennial dan gen Z

Ilustrasi petani, sedang menanam padi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kementan akan melibatkan petani milenial dan generasi Z secara aktif dalam transformasi pertanian, dengan memanfaatkan potensi geografis dan topografi serta menyesuaikan dengan iklim dan budaya lokal.

"Dengan beralih ke pertanian modern, diharapkan biaya produksi dapat ditekan hingga 50 persen dan produksi meningkat hingga 100 persen," tuturnya.

Di samping itu, Mentan juga memaparkan dukungan kebijakan dan program pangan bergizi yang diusung Presiden Prabowo.

Amran pun memaparkan program lainnya termasuk inisiatif seperti Program Makan Siang Bergizi dan Pekarangan Pangan Bergizi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pangan masyarakat.

Selain itu, program mandiri energi untuk pertanian berkelanjutan sektor pertanian, Kementerian Pertanian turut mengembangkan Program Mandiri Energi dengan penggunaan bahan bakar nabati B-50 menuju B-100.

"Langkah ini diharapkan dapat mendorong kemandirian energi serta berkontribusi pada pengurangan emisi karbon," kata dia.

Editorial Team