Kejar Swasembada Pangan dalam 5 Tahun, Zulhas Sebut Papua Jadi Kunci

- Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) ditugaskan untuk mencapai swasembada pangan dalam lima tahun oleh Presiden Prabowo Subianto.
- Papua dianggap sebagai masa depan pangan Indonesia karena memiliki lahan yang luas, dengan target pembuatan 2 juta hektare lahan pertanian untuk komoditas padi.
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, dirinya punya tugas besar dari Presiden Prabowo Subianto, yakni mengejar swasembada pangan dalam lima tahun.
Zulhas mengaku, target swasembada pangan itu sudah pernah dilontarkannya 10 tahun lalu, yakni pada 2014. Dia pun mengatakan, cita-cita itu disampaikan lagi kepada Prabowo tiga bulan lalu.
“Saya sampaikan proposal ini 10 tahun yang lalu waktu kami pertama kali mendukung Pak Prabowo pada 2014, proposal kita waktu itu swasembada pangan dengan membagi klaster pertanian,” kata Zulhas usai serah terima jabatan Menteri Perdagangan di kantor Kemendag, Jakarta, Senin (21/10/2024).
1. Papua jadi masa depan pangan Indonesia

Zulhas mengatakan, produksi pangan tak akan bisa surplus apabila lahan pertanian masih terbatas.
Dia mengatakan, untuk memperluas lahan pertanian, Pulau Jawa bukanlah solusinya. Menurutnya, masa depan pangan Indonesia ada di Papua,karena ketersediaan lahan yang luas.
“Kita punya Papua yang begitu luas tapi tidak dioptimalkan,” ucap Zulhas.
2. Kejar 2 juta hektare lahan untuk produksi padi

Zulhas mengatakan, pemerintah akan mengejar target pembuatan 2 juta hektare (ha) lahan pertanian untuk komoditas padi di Papua. Zulhas juga membeberkan target perluasan lahan pertanian untuk komoditas pertanian lainnya.
“Perkebunan tebu 600 ribu hektare sampai 1 juta hektare, jadi masa depan kita di sana, pertanian padi, tebu, jagung itu ada di Papua,” ucap Zulhas.
3. Swasembada pangan dorong upaya pencapaian status negara maju

Menurutnya, swasembada pangan juga penting untuk mendorong perekonomian Indonesia naik kelas, menjadi negara maju. Hal itu, menurutnya, menjadi tantangan bagi Indonesia, ditambah lagi negara-negara tetangga di ASEAN mencatatkan pertumbuhan pendapatan per kapita yang besar.
“Walaupun sebelah (Malaysia), sudah 12 ribu PDB per kapita. Kita 5 ribu belum sampai. Thailand sudah hampir 8 ribu. Kita separuhnya lebih. Oleh karena itu Pak Prabowo mengajak kita ayo bersatu. Bapak boleh dari mana saja, dari partai mana saja, tapi bersatu,” ujar Zulhas.