Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
GoTo akan fasilitasi pengembangan UMKM (Dok. GoTo)

Jakarta, IDN Times - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab yang diisukan merger dinilai berpotensi menimbulkan monopoli pasar angkutan sewa khusus yang ada di Indonesia. Potensi itu muncul karena keduanya memiliki pangsa pasar yang sangat besar di dalam negeri.

Director of Digital Economy Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda mengatakan bahwa atas potensi tersebut maka sudah sepantasnya merger GoTo dan Grab tidak boleh dilakukan.

"Dengan pangsa pasar yang besar, lebih dari 80 persen dikuasai oleh Gojek-Grab di Indonesia, maka merger ini bisa menghasilkan pemain tunggal dominan. Harusnya tidak diperbolehkan untuk merger antara Gojek-Grab karena pada jangka waktu tertentu pasti konsumen yang akan dirugikan. Mereka bisa jadi price setter. Konsumen tidak punya kekuatan lagi," tutur Huda saat dihubungi IDN Times, Selasa (13/2/2024).

1. Potensi merger GoTo dan Grab

Driver Grab (Dok. www.bing.com)

Huda pun kemudian mengungkapkan, potensi merger GoTo dan Grab terbilang kecil mengingat GoTo baru mendapatkan suntikan dana akibat akusisi TikTok terhadap Tokopedia beberapa waktu lalu.

Kendati begitu, merger antara kedua startup raksasa itu masih bisa terjadi dengan tujuan memperkuat pangsa pasar di regional Asia Tenggara.

"Secara cashflow seharusnya GoTo tidak ada masalah karena baru ada suntikan dana dari TikTok. Namun, memungkinkan juga gabung untuk memperkuat pangsa pasar dari keduanya, terutama di Asia Tenggara," kata Huda.

2. GoTo dan Grab bahas kembali kemungkinan merger

Editorial Team

Tonton lebih seru di