Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima keluhan para petani di Desa Bansari, Temanggung, Jawa Tengah yang enggan menanam bawang putih karena harganya turun, yang dipicu oleh masuknya impor bawang putih pada saat panen. Setelah mendengar keluhan petani, Presiden langsung menelepon Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dari Temanggung, Selasa (14/12/2021). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman.
PKT menyebut setidaknya terdapat tiga aspek yang akan sangat terbantu oleh peran generasi millennial dalam industri pertanian modern. Di mana yang pertama yakni pengembangan teknologi pertanian presisi. Dalam hal ini, PKT menyebut sebagai generasi yang melek teknologi, generasi millennial dapat turut serta dalam upaya-upaya pengembangan sistem pertanian presisi berbasis teknologi.
Kedua, yakni pengembangan teknologi pada mata rantai pertanian. Menurut PKT, pertanian tidak selalu identik dengan kegiatan di ladang. Keengganan generasi millennial untuk berperan serta pada kegiatan tani langsung di ladang dapat diatasi dengan memberikan mereka peranan terhadap pengembangan sisi hulu dan hilir pertanian, seperti pengembangan proses penjualan atau memasok produk pangan pertanian melalui e-commerce.
“Dengan akses terhadap teknologi informasi, generasi millennial memiliki potensi untuk membangun jejaring serta menghubungkan pemasok-petani-pelanggan secara digital, seperti dengan penggunaan platform e-commerce,” jelasnya.
Kemudian, ada aspek pengembangan pengelolaan ekonomi desa pertanian. PKT menyebut para millennial yang memiliki pendidikan dan keterampilan dalam memahami teknologi informasi, meski tinggal di pedesaan sekalipun, juga dapat berperan serta dalam pengembangan dan manajemen kelembagaan ekonomi petani pedesaan berbasis korporasi, baik itu berbentuk perseroan terbatas, Commanditaire Vennootschap (CV), ataupun koperasi.
“Di bawah naungan korporasi tingkat desa ini, nantinya petani atau kelompok tani dapat mengakses pengembangan pembiayaan pertanian, penyediaan sarana produksi, penyediaan alat dan mesin pertanian, juga pengembangan bisnis yang lebih menguntungkan para petani,” jelasnya.
Menanggapi ini, Meizar pun mengatakan bahwa keberadaan talenta-talenta muda millennial dalam sektor pertanian patut terus didukung, dibina dan difasilitasi, demi menciptakan industri pertanian yang lebih maju dan modern.
“Tentu dalam prosesnya akan terdapat berbagai tantangan, namun untuk mengatasinya, diperlukan kolaborasi yang baik dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku industri, dan talenta muda itu sendiri, guna memaksimalkan potensi dari talenta yang tersedia dan menjaga ketahanan pangan di Indonesia,” papar Meizar.