Nissan Bakal PHK 9.000 Karyawan Gara-Gara Penjualan Merosot

Intinya sih...
- Nissan Motor akan PHK 9.000 karyawan untuk efisiensi biaya sebesar 2,6 miliar dolar AS.
- Jumlah karyawan yang akan dikurangi sekitar 6,7 persen dari total pekerja secara global.
Jakarta, IDN Times - Produsen mobil Jepang, Nissan Motor akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 9.000 karyawannya.
Ini sebagai upaya perusahaan yang berkantor pusat di Yokohama itu efisiensi biaya sebesar 2,6 miliar dolar AS di tengah merosotnya penjualan di China dan Amerika Serikat (AS).
1. Kurangi karyawan dan produksi secara global
Jumlah karyawan yang akan dikurangi sekitar 6,7 persen dari total pekerja secara global sebanyak 133.580 orang. Perusahaan juga akan mengurangi 20 persen produksinya dari kapasitas global.
Nissan, yang memiliki kantor pusat perusahaan AS di Franklin, mengumumkan akan memangkas 400 miliar yen dari neracanya untuk menstabilkan kerugian. Namun pejabat perusahaan tidak menyebutkan apakah fasilitas manufaktur terbesarnya, pabrik perakitan kendaraan Nissan Smyrna akan terpengaruh.
"Tennessee penting bagi Nissan. Kami baru saja mengumumkan produk baru yang akan keluar dari sana, Murano baru yang akan mulai diproduksi akhir tahun ini," kata Direktur Komunikasi Perusahaan Nissan Motor, Kyle Bazemore, dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (9/11/2024).
Dia menambahkan, pemangkasan tersebut tidak akan memengaruhi rencana elektrifikasi Nissan. Adapun Nissan membangun Leaf, Maxima, Murano, Pathfinder, Rogue, dan QX60 di Smyrna dan memproduksi suku cadang mesin di Pabrik Powertrain Decherd.
2. Pangkas prospek laba tahunan
CEO Nissan Motor, Makoto Uchida kehilangan 50 persen gaji bulanannya mulai bulan ini untuk menunjukkan komitmen dalam meningkatkan keuangan perusahaan.
"Menghadapi situasi yang sulit, Nissan mengambil langkah-langkah mendesak untuk membalikkan kinerjanya dan menciptakan bisnis yang lebih ramping dan lebih tangguh yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan di pasar," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan.
Rencana itu menunjukkan kerentanan produsen mobil terbesar ketiga di Jepang tersebut, yang tidak pernah sepenuhnya pulih dari kekacauan. Nissan juga memangkas prospek laba tahunan sebesar 70 persen menjadi 150 miliar yen, kedua kalinya pada tahun ini.
Nissan pun tengah berjuang di China, tempat BYD dan produsen lokal lainnya menguasai pangsa pasar dengan kendaraan listrik dan hybrid yang terjangkau dan memiliki teknologi canggih.
"Untuk mencapai pertumbuhan yang sehat di masa mendatang, perusahaan akan menerapkan struktur untuk mengamankan profitabilitas dan perolehan uang tunai yang berkelanjutan, bahkan dengan proyeksi penjualan tahunan sebesar 3,5 juta unit pada tahun fiskal 2026," tulis pernyataan Nissan.
3. Masalah serius terjadi di AS
Adapun masalah Nissan yang lebih serius kemungkinan terjadi di AS, tempat perusahaan tersebut kekurangan mobil hybrid yang kredibel. Hal itu berbeda dengan pesaingnya dari Jepang, Toyota, yang telah melihat lonjakan permintaan untuk mobil hybrid berbahan bakar bensin.
Makoto mengakui, Nissan salah mengartikan permintaan untuk kendaraan hybrid di Amerika Serikat.
"Kami tidak memperkirakan HEV akan meningkat secepat ini. Kami mulai memahami tren ini menjelang akhir tahun fiskal lalu," katanya.
Dia mengatakan bahwa membuat beberapa perubahan pada model inti tidak berjalan semulus yang direncanakan. Karena itu, Nissan akan merestrukturisasi bisnisnya agar menjadi lebih ramping dan lebih Tangguh sekaligus mengatur ulang manajemen untuk merespons perubahan lingkungan bisnis dengan cepat dan fleksibel