Jakarta, IDN Times - Novo Nordisk mengganti CEO Lars Fruergaard Jorgensen pada Jumat (16/5/2025), menyusul tekanan pasar dan menurunnya performa perusahaan di industri obat obesitas. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak karena budaya perusahaan selama ini dikenal stabil dan jarang mengganti pemimpin secara tiba-tiba.
Selama masa jabatannya sejak 2017, Jorgensen membawa Novo Nordisk menjadi pemimpin global dalam pengobatan diabetes dan penurunan berat badan melalui semaglutide. Namun, perusahaan mulai kehilangan posisi dominan akibat persaingan ketat, terutama dari Eli Lilly.
Sejak pertengahan 2024, harga saham Novo Nordisk turun drastis, menghapus lebih dari 300 miliar dolar Amerika Serikat (AS) (Rp4,9 kuadriliun) nilai pasar. Jorgensen akan tetap menjabat sementara hingga pengganti ditunjuk, untuk memastikan transisi berjalan lancar.