Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto Pendukung 2.JPG
AFPI Raih Rekor MURI lewat Siaran Literasi Pinjaman Daring 25 Jam di YouTube. (Dok/Istimewa).

Jakarta, IDN Times – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencetak sejarah baru dengan meraih Rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori Siaran Literasi Pinjaman Daring Terlama, yang disiarkan melalui YouTube selama 25 jam nonstop.

Ketua Umum AFPI, Entjik S Djafar, menegaskan pencapaian ini bukan sekadar rekor durasi siaran, tetapi juga merupakan simbol semangat berbagi pengetahuan agar masyarakat semakin memahami pentingnya penggunaan pinjaman daring (pindar) yang sehat, legal, dan bertanggung jawab.

"Bagi AFPI, rekor ini bukan sekadar 25 jam siaran, tetapi menjadi simbol semangat untuk terus menyebarkan literasi, agar semakin banyak masyarakat memahami prinsip dasar dalam menggunakan layanan pinjaman daring yang legal dan logis," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (25/8/2025)

1. Mengelola pinjaman dengan bijak agar tidak terjebak praktik gali lubang, tutup lubang

ilustrasi literasi keuangan (freepik.com/lenadig)

Entjik menyatakan, literasi keuangan merupakan kunci untuk membuka peluang dan memberikan pemberdayaan bagi keluarga serta pelaku usaha. Siaran ini mengangkat berbagai topik penting, mulai dari pemahaman dasar mengenai peer-to-peer (P2P) lending, literasi keuangan digital, bahaya pinjaman online ilegal, hingga peran industri pindar dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional.

"Pesan utama yang disampaikan adalah pentingnya meningkatkan literasi keuangan, dimulai dari hal-hal sederhana seperti mengelola pinjaman secara bijak agar tidak terjebak dalam praktik gali lubang, tutup lubang, hingga menanamkan prinsip responsible lending," ungkapnya.

2. Literasi akan melindungan masyarakat dari potensi risiko terjebak pinjol

Ilustrasi Fintech (IDN Times/Aditya Pratama)

Kepala Eksekutif Pengawas PVML OJK, Agusman, menilai siaran literasi ini layak tercatat di MURI sebagai wujud nyata komitmen dalam memperkuat literasi dan inklusi keuangan masyarakat, khususnya di sektor pinjaman daring.

"Literasi yang baik akan melindungi masyarakat dari potensi risiko terjebak (pinjaman ilegal), sekaligus meningkatkan kepercayaan terhadap penyelenggara pindar," ungkapnya.

3. Literasi terkait akses keuangan digital bantu UMKM tetap bertahan

ilustrasi fintech (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain paparan dari para ahli, acara ini juga menampilkan kisah inspiratif dari para penerima manfaat pindar. Salah satunya adalah Amelia, pemilik UMKM Mie Asok Sukajadi, yang berbagi cerita mengenai bagaimana akses keuangan digital membantu usahanya tetap bertahan dan berkembang, meskipun menghadapi keterbatasan modal.

Cerita Amelia menjadi bukti nyata, literasi dan akses keuangan digital mampu membawa perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat, terutama bagi kelompok yang tergolong underbanked dan underserved.

Editorial Team