Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2019 PT Kimia Farma. (Dok. IDN Times/Kimia Farma)
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2019 PT Kimia Farma. (Dok. IDN Times/Kimia Farma)

Jakarta, IDN Times - Sektor ritel dan distribusi mendongkrak pendapatan PT Kimia Farma selama pandemik COVID-19. Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo mengatakan penjualan pada triwulan I masih skala umun. Barulah saat triwulan II melonjak.

"Karena puncak panic buying-nya itu bulan Maret-April, itu baru rombongan obat-obatan yang menyangkut COVID-19 dan vitamin naik daun," kata Verdi dalam public expose yang digelar secara virtual, Rabu (29/7/2020).

1. Obat-obatan masih mencukupi

Seorang pembeli saat mencari dexamethasone apotek Kimia Farma Semarang. Fariz Fardianto/IDN Times

Selama pandemik COVID-19, jelas Verdi, Kimia Farma ditugaskan menyiapkan beberapa produk seperti chloroquine, hydroxychloroquine, azithromycin dan avigan. Kendati obat-obatan tersebut mendongkrak penjualan Kimia Farma, penjualan produk yang tidak berkaitan dengan COVID-19 cenderung turun.

"Sampai sekarang obat-obatannya masih tersedia cukup, misal chloroquine 6 juta tablet, hydroxychloroquine 1,5 juta tablet, dan azithromycin sekitar 3,5 juta tablet," jelasnya.

2. PT Kimia Farma siap mendistribusikan vaksin COVID-19

ilustrasi vaksin (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Selain itu, kata Verdi, PT Kimia Farma juga siap mendistribusikan vaksin COVID-19 yang akan diproduksi PT Bio Farma awal tahun depan. Namun, terkait strategi akan dibicarakan secara khusus.

"Karena ini menyangkut jumlah anggaran yang akan tercukupi, berapa orang, dan mekanismenya satu orang butuh berapa vaksin. Ini butuh koordinasi dengan pemerintah, holding, Kementerian BUMN dan Kementerian Kesehatan," katanya.

3. PT Kimia Farma terus mengembangkan obat COVID-19

Vaksin COVID-19 Sinovac. Dok. IDN Times/bt

Direktur Pengembangan Bisnis Imam Fathorrahman menambahkan, Kimia Farma terus mengembangkan produk-produk untuk menangani COVID-19. Misalnya, produk avigan yang masih dalam tahap uji klinis secara internasional.

"Jadi kami termasuk industri farmasi yang paling siap untuk memproduksi obat berkaitan COVID-19," tuturnya.

Editorial Team