Ilustrasi uang. (IDN Times/Aditya Pratama)
Sekarang ini, beberapa pendamping seks secara eksplisit mengatakan dalam iklan mereka bahwa mereka lebih suka dibayar dengan Bitcoin atau Ethereum. Para pendamping seks itu dilaporkan mengenakan biaya mulai dari 1.700 dolar AS (sekitar Rp23 juta) per jam hingga 11 ribu dolar AS (sekitar Rp154 juta) selama 24 jam penuh.
Bahkan pekerja seks yang hanya membagikan video berlangganan di situs populer OnlyFans, yang banyak di antaranya hanya bekerja secara online dan belum pernah bertemu pelanggan atau penggemar mereka secara langsung, lebih memilih pembayaran menggunakan cryptocurrency. Salah satunya yakni Allie Rae.
Ibu dari tiga anak laki-laki, yang berusia 37 tahun itu mengatakan bahwa dia sebelumnya hanya memiliki penghasilan sekitar 84 ribu dolar AS (sekitar Rp1,2 miliar) per tahun sebagai perawat ICU di Boston. Namun berkat berkat karyanya di OnlyFans, yang memiliki lebih dari 130 juta pengguna, pendapatan tahunannya bisa mencapai 1,3 juta dolar AS (sekitar Rp18 miliar).
Sebelumnya pada Agustus lalu, Rae tidak tahu banyak tentang cryptocurrency, dia juga tidak menerimanya untuk pekerjaannya. Tetapi kini dia yakin bahwa Bitcoin dan Altcoin lainnya adalah masa depan pembayaran karena terlihat seperti metode pembayaran yang jauh lebih aman.
Rae bahkan telah mulai mengumpulkan tim pengembang untuk membangun WetSpace, platform hiburan dewasa yang didukung cryptocurrency. Ia juga telah berjanji untuk menginvestasikan 1 juta dolar AS uangnya sendiri untuk platform ini. Menurut Rae, WetSpace akan menjadi tempat di mana pembuat konten tidak perlu khawatir tentang pembatasan dan pembayaran perbankan yang besar.