ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Senin pagi (3/9), nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta belum bergerak atau stagnan di level Rp14.689 per dolar AS, namun terbuka potensi untuk melemah seiring dengan pelemahan mata uang Asia dan sentimen negatif yang masih membayangi.
Namun, dilansir dari data perdagangan Reuters Senin sore pukul 15.41 WIB, rupiah terus melemah dan diperdagangkan di level 14.819 per dolar AS.
Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada menilai, pelaku pasar mengantisipasi sentimen yang akan muncul, termasuk seperti data inflasi domestik pada periode Agustus 2018.
Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) sedianya akan mengumumkan laju inflasi Agustus. Diharapkan data itu masih terkendali sehingga tidak menambah kekhawatiran pelaku pasar uang di dalam negeri.
Pelaku pasar juga mengantisipasi faktor pelemahan rupiah dari eksternal. Ada beberapa sentimen negatif yang mempengaruhi rupiah, mulai dari pelemahan mata uang utama Asia hingga krisis yang melanda sejumlah negara, seperti Argentina, Turki, dan Venezuela.
Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih mengatakan, Senin pagi sejumlah mata uang di kawasan Asia memang kompak dibuka melemah terhadap dolar AS. Ini menjadi salah satu menjadi sentimen pelemahan rupiah.