ilustrasi bendera Meksiko (pexels.com/Tim Mossholder)
Dilansir dari Hindustans Times, para analis menilai kebijakan proteksionis Meksiko tak lepas dari tekanan dari AS. Situasi itu menguat menjelang tinjauan Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA) tahun depan. Pemerintahan Sheinbaum tampak ingin menunjukkan keselarasan dengan Washington dalam menghadapi barang-barang asal China, dengan harapan dapat mengurangi tekanan tarif dari AS atas ekspor Meksiko.
Meski Sheinbaum membantah adanya hubungan antara tekanan AS dan kebijakan tersebut, struktur tarif yang diatur Meksiko serupa dengan pola perdagangan AS. Kementerian Keuangan Meksiko memperkirakan aturan baru ini bisa menghasilkan pemasukan tambahan sekitar 52 miliar peso atau setara Rp47,6 triliun. Pendapatan itu dibutuhkan untuk menekan defisit anggaran.
Senator oposisi dari Partai Aksi Nasional, Mario Vazquez, menilai tarif baru dapat membantu sektor tertentu yang terpukul oleh banjir impor murah dari China. Namun ia juga menganggap kebijakan ini berfungsi sebagai pajak tambahan bagi konsumen. Ia mempertanyakan rencana penggunaan dana besar yang diperoleh dari tarif tersebut.
Emmanuel Reyes dari partai penguasa Morena membela kebijakan tersebut dengan menyatakan langkah itu akan memperkuat posisi produk Meksiko dalam rantai pasok global. Ia menambahkan, kebijakan tersebut ditujukan untuk menjaga lapangan kerja di sektor-sektor utama.
India selama ini berusaha memperluas ekspor tekstil, komponen otomotif, dan barang teknik ke Amerika Latin. Kini negara itu menghadapi pasar Meksiko yang jauh lebih sulit ditembus. Meksiko merupakan ekonomi terbesar kedua di kawasan tersebut dan menjadi pintu masuk penting ke Amerika Utara. Kenaikan tarif ini berpotensi mengganggu keunggulan kompetitif bagi eksportir India.
Undang-undang tersebut juga memberikan kewenangan luas kepada Kementerian Ekonomi Meksiko untuk menyesuaikan tarif bagi negara-negara tanpa perjanjian dagang bebas kapan saja. Perubahan kebijakan bisa terjadi dengan cepat menjelang tinjauan USMCA.
Fleksibilitas ini membuat eksportir India harus bersiap menghadapi perubahan tarif yang lebih sering. Dengan AS dan Kanada yang kian ketat mengawasi jalur rantai pasok China, langkah Meksiko menunjukkan arah proteksionisme yang semakin kuat di kawasan Amerika Utara.