Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-08-15 at 19.05.51.jpeg
Penggunaan kendaraan bermotor mengisi Pertamax Green 95 di SPBU Pertamina 44.552.11 di Jalan Kyai Mojo No.52, Bener, Tegalrejo, Yogyakarta, Sabtu (9/8/2025) siang. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Intinya sih...

  • Tahun depan fokus perluasan BBM E5

  • Pemerintah siapkan aturan pentahapan mandatori

  • Bahlil heran BBM etanol dipersoalkan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penerapan bahan bakar minyak (BBM) campuran etanol 10 persen (E10) pada 2028. Implementasi tahap awal akan difokuskan pada sektor non-PSO atau BBM non-subsidi.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menyampaikan rencana tersebut masih dalam tahap persiapan dan perhitungan kebutuhan teknis.

"Nah, ini nanti target 2028 ya. Kira-kira 2028, bagaimana apa yang harus kita lakukan. Gitu ya," katanya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, dikutip Rabu (15/10/2025).

1. Tahun depan fokus perluasan BBM E5

Nozzel Pertamax Green 95 berwarna ungu. (IDN Times/Larasati Rey)

Pemerintah akan lebih dulu memperluas penggunaan BBM campuran etanol 5 persen (E5). Saat ini, E5 dengan merek Pertamax Green 95 masih dalam tahap uji pasar atau trial market yang dijalankan oleh Pertamina.

Menurutnya, konsumsi E5 diharapkan terus meningkat tahun depan seiring dengan ketersediaan bahan baku bioetanol dari molasses atau ampas tebu. Tahapan tersebut menjadi langkah awal sebelum penerapan skala lebih luas.

"Tahun depan sudah pasti bergerak untuk E5. E5 kita harapkan bertumbuh. Itu masih trial market kan. Ini trial market pun sedikit," jelasnya.

2. Pemerintah siapkan aturan pentahapan mandatori

Ilustrasi Undang-Undang (IDN Times/Arief Rahmat)

Eniya menjelaskan penerapan mandatori E10 akan diatur melalui Keputusan Menteri (Kepmen). Regulasi tersebut akan menjadi pedoman untuk mempersiapkan kebutuhan etanol sesuai target penerapan.

"Draft kepmennya sudah ada, tapi tahunnya itu kan bergeser dipercepat. Dipercepat karena arahan Pak Presiden ke Pak Menteri. Jadi untuk mengejot itu," ujarnya.

Pemerintah ingin memastikan percepatan program BBM dengan campuran etanol berjalan sesuai rencana dan memberi kepastian bagi dunia usaha yang terlibat dalam pengembangannya.

3. Bahlil heran BBM etanol dipersoalkan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. (IDN Times/Trio Hamdani)

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengaku heran dengan munculnya perdebatan soal BBM E10. Dia mempertanyakan alasan kebijakan tersebut dipersoalkan, padahal telah diterapkan di banyak negara.

"Nah kita kok masih dipersoalkan hal-hal yang ya mungkin sekolahnya terlalu pintar mungkin, karena saya sekolahnya di Google nggak ada kali ya," katanya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Editorial Team