Ilustrasi Nelayan (Dok. IDN Times)
Di Indonesia, ada beberapa profesi yang bisa tergolong ke dalam kategori pengangguran musiman. Berikut beberapa contohnya:
1. Tukang bangunan atau proyek
Tukang bangunan atau kuli proyek bisa dikategorikan sebagai pengangguran musiman karena biasanya pekerjaan mereka sifatnya menunggu panggilan atau rencana pembangunan pada waktu tertentu.
Beruntung bagi tukang bangunan yang laris dan selalu mendapat panggilan untuk mengerjakan proyek-proyek tertentu. Bahkan terkadang membuat kliennya harus mengantre untuk mendapatkan jasanya.
Namun, tidak sedikit juga tukang bangunan yang setelah menyelesaikan proyek di satu tempat, lalu harus menganggur sambil menunggu panggilan berikutnya.
2. Petani
Sebagai negara agraris, banyak masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Salah satunya sebagai petani.
Namun, petani merupakan pekerjaan yang cukup bergantung pada alam. Pada saat musim tanam, petani akan sibuk untuk membuka ladang dan menumbuhkan bibitnya.
Setelah itu, mereka hanya perlu mengendalikan dan merawatnya sampai menunggu panen. Jika masa tanam masih satu musim dengan panennya, maka pada musim berikutnya bisa jadi para petani akan menganggur.
Misalnya, petani padi cenderung sibuk saat awal musim hujan dan santai saat musim kemarau. Sebab padi akan sulit tumbuh di tanah yang kering.
Belum lagi saat terjadi berbagai risiko bencana alam. Mulai dari angin puting beliung, wabah hama pada tanaman, kekeringan, dan sebagainya. Risiko-risiko itu bisa saja terjadi dan menjadi penghalang para petani untuk bekerja.
3. Nelayan
Contoh pengangguran musiman selanjutnya adalah nelayan. Nelayan termasuk salah satu pekerjaan yang cukup berisiko karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pasang-surut air laut dan mata angin.
Faktor-faktor tersebut bisa memengaruhi jumlah hasil laut yang didapat saat melaut. Misalnya, angin yang berkurang dari arah tertentu bisa menyebabkan paceklik ikan.