Pengangguran Struktural: Pengertian, Contoh, dan Cara Mengatasinya

Pengangguran struktural adalah salah satu jenis pengangguran dalam dunia ekonomi yang memiliki karakteristik dan penyebabnya tersendiri. Selain pengangguran struktural, dikenal juga jenis pengangguran friksional, siklikal, hingga teknologi.
Lalu, apa yang dimaksud dengan pengangguran struktural? Seperti apa contohnya? Apa penyebab dan dampak dari adanya pengangguran struktural serta seperti apa cara mengatasinya? Simak selengkapnya di bawah ini, ya.
1. Apa itu pengangguran struktural?

Pengangguran struktural adalah jenis pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan struktur ekonomi pada suatu perusahaan atau negara.
Maka dari itu, biasanya pengangguran ini muncul ketika kondisi perekonomian suatu negara sedang terguncang. Akibatnya, bisa mengancam keberlangsungan perusahaan.
Bisa juga karena perusahaan yang mengalami kondisi-kondisi tertentu. Contohnya merger, restrukturisasi karyawan, pengeluaran besar, sampai menurunnya penjualan.
2. Penyebab pengangguran struktural

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab pengangguran struktural di sebuah negara. Di antaranya sebagai berikut.
1. Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah
Perusahaan di Indonesia tidak jarang memiliki kualifikasi dengan standar tinggi dalam merekrut karyawan baru. Sedangkan masyarakat di Indonesia masih cukup banyak yang berpendidikan rendah, sehingga menyebabkan pengangguran struktural.
2. Geografis
Indonesia adalah negara agraris yang masyarakatnya banyak bermata pencaharian sebagai petani. Terkadang hal itu menyebabkan mereka nyaman dengan pekerjaaannya dan enggan mencoba pekerjaan lain.
Namun, kondisi geografis tidak selamanya menguntungkan. Misalnya, ketika terjadi bencana alam di wilayahnya, para petani terpaksa tidak bisa bekerja. Alhasil, mereka bisa digolongkan sebagai pengangguran struktural.
3. Selera pasar berubah
Kondisi dan selera pasar akan selalu mengalami perubahan karena perkembangan zaman. Saat selera pasar berubah, industri-industrinya tentu harus mengikuti perubahan itu.
Beruntung jika mereka dapat menyesuaikan. Namun, biasanya ada perusahaan yang gagal beradaptasi dan mengikuti perkembangan zaman. Kegagalan perusahaan dalam beradaptasi itu bisa disebabkan karena mereka tidak bisa berinovasi dan mengikuti perkembangan teknologi.
Akibatnya, perusahaan tersebut cenderung ditinggalkan oleh konsumen dan lama kelamaan akan kehilangan pemasukan. Pada akhirnya akan mengalami kerugian dan harus melakukan PHK atau lebih buruknya lagi, bangkrut. Hal itu tentu berdampak buruk bagi para karyawannya yang kehilangan pekerjaan.
3. Dampak pengangguran struktural

Meningkatnya angka pengangguran struktural di suatu daerah atau negara juga bisa berdampak pada berbagai aspek. Berikut beberapa dampak pengangguran struktural:
- Pendapatan nasional dari sektor pajak bisa berkurang
- Pertumbuhan ekonomi bisa berjalan lebih lambat.
- Kemakmuran masyarakat akan menurun dan tidak maksimal.
- Hilangnya pendapatan masyarakat.
- Hilangnya keterampilan masyarakat.
- Bidang sosial dan politik bisa menjadi lebih tidak stabil.
4. Contoh pengangguran struktural

Berikut beberapa contoh pengangguran struktural di masyarakat:
1. Peralihan teknologi dari sektor pertanian ke industri
Pekerja di sektor pertanian dituntut untuk mampu bekerja di bidang industri. Para pekerja tani harus bisa mengoperasikan mesin pabrik dan alat-alat teknologi industri lainnya. Tidak sedikit buruh tani yang tidak memiliki keahlian tersebut, sehingga harus menjadi pengangguran karena lahan pertaniannya sudah diubah menjadi pabrik.
2. Kehadiran AI menggantikan tenaga manusia
Teknologi Artifical Intelligence (AI) yang bisa menggantikan beberapa pekerjaan manusia, salah satunya admin customer service.
3. Persyaratan tenaga kerja makin ketat
Makin banyak perusahaan yang memberi persyaratan ketat untuk tenaga kerja. Misalnya, minimal pendidikan sarjana dan menguasai bahasa Inggris.
5. Cara mengatasi pengangguran struktural

Lalu, bagaimana cara mengatasi pengangguran struktural? Ada beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan pemerintah dan perusahaan. Berikut di antaranya:
1. Mengefektifkan pelatihan kerja atau usaha
Memperbanyak pelatihan kerja bagi masyarakat memang sangatlah penting. Namun, jauh lebih penting lagi adalah membuatnya efektif. Sebab, jumlah yang banyak saja tidak cukup.
Jika pelatihan kerja masih dilakukan sebatas formalitas, maka para pengangguran struktural akan sama saja.
2. Memberikan modal usaha
Cara lainnya adalah memberikan modal usaha bagi para pengangguran struktural. Harapannya mereka dapat memulai usaha secara mandiri.
3. Memperbanyak lowongan kerja
Pemerintah dan perusahaan bisa membuka banyak lowongan kerja pada berbagai posisi.
4. Sosialisasi perkembangan teknologi
Dengan sering menyosialisasikan perkembangan teknologi kepada masyarakat, harapannya mereka dapat lebih mudah beradaptasi dengan kehadiran teknologi di kehidupan sehari-hari.
5. Pindah tempat tinggal
Cara yang terakhir adalah dengan pindah ke daerah lain dengan harapan bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik. Bisa jadi daerah lain memiliki peluang kerja yang lebih besar daripada daerah tempat tinggalnya.
Demikian penjelasan tentang pengangguran struktural, mulai dari pengertian, penyebab, contoh, dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat, ya!