Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Transaksi kartu ATM/debit turun 12,49% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara transaksi QRIS tumbuh 194,06% yoy
  • Nominal transaksi kartu kredit meningkat 11,67% (yoy) menjadi Rp34,39 triliun, sedangkan penggunaan bank digital naik 19,08%
  • Kemunculan QRIS tidak untuk menggantikan kartu kredit/debit tetapi sebagai alternatif pembayaran yang lebih efisien dan murah
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Penggunaan transaksi kartu ATM atau debit perbankan terus merosot dan beralih menggunakan metode transaksi keuangan lainnya seperti Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan bank digital.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan, pada April 2024, jumlah transaksi menggunakan kartu ATM atau debit mencapai Rp619,19 triliun.

"Jumlah ini tercatat turun hingga 12,49 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," katanya, Kamis (23/5/2024).

1. Nilai transaksi pakai QRIS naik 194,06 persen

ilustrasi utang, kredit (Pexels.com)

Sedangkan untuk nominal transaksi QRIS tumbuh 194,06 persen yoy dengan jumlah pengguna mencapai 48,90 juta dan jumlah merchant 31,86 juta.

Di sisi lain, nominal kartu kredit masih meningkat 11,67 persen (yoy) mencapai Rp34,39 triliun. Kemudian sisi pengelolaan uang rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) meningkat 2,64 persen (yoy) sehingga menjadi Rp1.058,23 triliun.

Tak hanya itu,  jumlah pengguna transaksi bank digital mencapai Rp 5.340,92 triliun. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 19,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Begitu juga dengan jumlah transaksi menggunakan uang elektronik sebesar Rp90,44 atau naik 33,99 persen yoy.

2. Transaksi BI RTGS sentuh Rp13.122 triliun

Illustrasi perencanaan pembayaran (Unsplash.com/rupixen)

Kinerja transaksi sistem pembayaran tetap tumbuh kuat. Pada April 2024, transaksi BI-RTGS meningkat 18,65 persen (yoy) atau mencapai Rp13.112,22 triliun. Transaksi BI-FAST tumbuh 56,70 persen (yoy) sehingga mencapai Rp612,90 triliun.

"Nominal transaksi digital banking tercatat Rp5.340,92 triliun atau tumbuh sebesar 19,08 persen (yoy) dan nominal transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 33,99 persen (yoy) sehingga mencapai Rp90,44 triliun," kata dia.

3. QRIS tak akan gantikan kartu debit dan kredit

ilustrasi scan QR code sesama pengguna (Freepik.com/Freepik)

Sebelumnya, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Elyana K Widyasari, mengatakan, kemunculan QRIS merupakan hasil inisiasi BI bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) untuk menjawab kebutuhan masyarakat agar sistem pembayaran lebih efisien.

Dengan begitu, penerbitan QRIS bukan untuk menggantikan transaksi pembayaran jenis kartu kredit maupun kartu debit.

"(QRIS) ini bukan untuk menyandingkan, bukan untuk membandingkan. Artinya bukan saling menggantikan, tidak," ujar Elyana Widyasari, dikutip, Kamis.

Menurut Elyana, masyarakat membutuhkan layanan pembayaran yang efisien dengan biaya lebih murah. Apalagi, satu QRIS bisa digunakan untuk semua aplikasi pembayaran.

"Sekitar 5 sampai 6 tahun lalu, kalau kita mau bayar itu sebelum ada QRIS kita datang ke merchant (pedagang) selalu ditanya pakai QR yang mana, kemudian akan tersedia banyak sekali, ini yang akan menimbulkan biaya yang sangat tinggi bagi masyarakat," kata dia.

Elyana menilai, transaksi pembayaran melalui kartu kredit atau debit masih diminati masyarakat. Bank Indonesia akan terus memantau dan mengawasi layanan transaksi ini. 

"Karena masih ada model-model pembayaran seperti itu dan untuk pembayaran seperti itu masih diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia," ujar dia. 

Editorial Team