Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kapal tanker PT Pertamina International shipping (PIS) (dok. PIS)
Kapal tanker PT Pertamina International shipping (PIS) (dok. PIS)

Intinya sih...

  • Pemerintah meminta setiap badan usaha untuk menyampaikan data kebutuhan secara lebih rinci hingga akhir tahun. Proses impor direncanakan dilakukan melalui satu pintu.

  • Impor BBM juga terkait dengan komitmen perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Setiap impor yang dilakukan akan dicatat sebagai bagian dari keseimbangan neraca dagang Indonesia dengan AS.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan ada kebutuhan impor bahan bakar minyak (BBM) yang diperkirakan mencapai sekitar 1,4 juta kiloliter (KL).

Angka tersebut mencakup keseluruhan kebutuhan untuk stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina dan swasta. Perhitungan itu dilakukan setelah sejumlah SPBU swasta mengalami kekurangan pasokan BBM.

"Jadi kita antara SPBU swasta dengan Pertamina ini kan kita konsolidasikan berapa kebutuhan impor. Jadi untuk kebutuhan yang disampaikan, data sementara 1,4 juta, jadi 1,4 juta kiloliter," kata dia saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/9/2025).

1. Badan usaha diminta detailkan data kebutuhan

ilustrasi BBM (IDN Times/Aditya Pratama)

Pemerintah meminta setiap badan usaha untuk menyampaikan data kebutuhan secara lebih rinci hingga akhir tahun. Langkah tersebut dilakukan agar alokasi impor bisa sesuai kebutuhan masing-masing badan usaha.

Proses impor direncanakan dilakukan melalui satu pintu. Pemerintah ingin memastikan ketersediaan pasokan tetap terjaga dan tidak menimbulkan masalah dalam pelaksanaannya.

"Jadi jangan sampai apa yang sudah diberikan itu tidak mencukupi. Jadi ada permasalahan-permasalahan dalam implementasinya," sebutnya.

2. Impor BBM dari AS

Ilustrasi kapal tanker (Pexels.com/Alexander Bobrov)

Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Yuliot menjelaskan impor BBM juga terkait dengan komitmen perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS).

Komitmen itu merupakan bagian dari kesepakatan dagang terbaru yang menurunkan tarif impor produk Indonesia ke AS dari 32 persen menjadi 19 persen. Sebagai imbal balik, Indonesia menyepakati pembelian energi dari AS yang mencakup minyak mentah, LPG, dan BBM.

Beberapa perusahaan energi asal AS seperti ExxonMobil dan Chevron disebut dapat terlibat dalam pengadaan. Setiap impor yang dilakukan akan dicatat sebagai bagian dari keseimbangan neraca dagang (trade balance)Indonesia dengan AS.

"Jadi dari manapun itu mereka melakukan pengadaan, itu terserah. Tetapi ini dicatatkan sebagai trade balance kita dengan Amerika," ujarnya.

3. Opsi impor dilakukan via Pertamina

Pertamina International Shipping (PIS) sebagai Subholding Shipping telah mengamati dan siap menangkap peluang pasar internasional yang ada di Selat Malaka. (Dok. Pertamina)

Kementerian ESDM telah mempertimbangkan perlu atau tidaknya penugasan kepada Pertamina untuk melakukan impor BBM apabila pasokan ke SPBU swasta membutuhkan tambahan.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Laode Sulaeman menjelaskan mekanisme impor akan dijalankan melalui satu pintu, yaitu Pertamina, sambil menunggu data kebutuhan resmi dari badan usaha swasta.

"Nanti kalau ditugaskan untuk memenuhi swasta berarti dia (Pertamina) akan diberikan kesempatan untuk mengimpor. Kan satu pintu," katanya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (10/9).

Topics

Editorial Team