Ilustrasi Perdagangan Perempuan (IDN Times/Mardya Shakti)
Selain dalam hal terkait teknologi, pekerjaan seperti peran perawatan dan pendidikan juga menawarkan area pertumbuhan di masa depan. Dalam hal ini perempuan memiliki keterlibatan yang lebih kuat, namun mereka seringkali mendapat peran dengan gaji lebih rendah daripada pekerjaan lain di masa depan.
Menanggapi ini, Sue Duke, Kepala Kebijakan Publik Global di LinkedIn mengatakan bahwa masalah ketidaksetaraan gender dalam pekerjaan akan lebih besar saat dunia keluar dari pandemik.
“Peran ini memainkan peran penting dalam membentuk semua aspek teknologi dan cara penerapannya di dunia. Kami hanya perlu membuat suara dan perspektif perempuan terwakili pada tahap dasar ini, terutama saat digitalisasi semakin cepat. Perusahaan dan pemerintah perlu membangun keragaman, kesetaraan, dan penyertaan ke dalam rencana pemulihan mereka,” katanya, Rabu (31/3/2021).
“Menilai kandidat berdasarkan keterampilan dan potensi mereka, dan bukan hanya pengalaman kerja langsung dan kualifikasi formal mereka, adalah inti dari itu. Perekrutan berbasis keterampilan adalah kunci jika kita ingin membuat ekonomi dan masyarakat kita lebih inklusif,” tambah Duke.
Sementara Natalie Lacey, Chief Operating Officer Global Affairs Ipsos mengatakan bahwa pandemik telah memperburuk ketidaksetaraan dalam tanggung jawab rumah tangga, mekanisme kompensasi dan kesempatan kerja. Ini terjadi terlebih lagi di antara kelompok perempuan tertentu termasuk pengasuh dan mereka yang bekerja paruh waktu dan lingkungan kerja yang tidak fleksibel.
“Tantangan bagi organisasi bukan hanya bagaimana memulihkan diri dari pandemi tetapi untuk mengatasi masalah sistematis jangka panjang yang menciptakan ketidaksetaraan di seluruh angkatan kerja,” katanya.