Ilustrasi investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)
Perlambatan ekonomi global juga akibat dari risiko suku bunga kebijakan higher for longer oleh The Fed yang menyebabkan pelemahan rupiah.
"Kami melihat hal ini memang menghambat rencana ekspansi bisnis," ujar Josua.
Sementara itu, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, juga memproyeksikan PDB akan melambat pada posisi 4,97 persen hingga lima persen pada kuartal II 2024.
"Perekonomian Indonesia secara umum relatif melemah di kuartal-Il 202 dibandingkan triwulan sebelumnya. Tidak adanya faktor musiman yang memicu aktivitas ekonomi, tingginya ketidakpastian global, dan berlanjutnya permasalaha struktural berdampak negatif terhadap pertumbuhan PDB," ujarnya.
Lebih lanjut, ketidakpastian mengenai arah kebijakan oleh pemerintahan mendatang juga mendorong masyarakat cenderung menahan konsumsinya dan investor bersika wait-and-see.
"Sehingga, pertumbuhan PDB kemungkinan melambat di kuartal II 2024," tegasnya.