Otto Toto Sugiri (kanan) saat menerima sertifikasi Tier IV. (dci-indonesia.com)
Toto Sugiri mendirikan sebuah perusahaan data pertama dan terbesar di Indonesia bernama Data Center Indonesia pada 2011. Perusahaan yang didirikan bersama beberapa rekannya ini karena ia melihat peluang usaha saat pemerintah berniat menggunakan data Indonesia untuk mencegah penggunaan pusat lepas pantai. Data Center Indonesia mulai beroperasi pada 2013.
Seiring perjalanan waktu, PT DCI Indonesia sukses menjadi salah satu perusahaan layanan pusat data dan pusat penyimpanan data server terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan IT ini menjadi operator pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara yang meraih sertifikasi Tier IV dari Uptime Institute di seluruh fasilitas dan operasinya. Sertifikasi ini merupakan klasifikasi tertinggi untuk industri pusat data global.
PT DCI Indonesia sukses melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan raksasa dunia seperti Amazon Web Services, Alibaba, Google Cloud, dan Microsoft. Perusahaan yang memiliki tujuh pusat data di tiga lokasi (Jakarta, Cibitung, dan Karawang) ini mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten DCII pada 2021. Hanya membutuhkan waktu enam bulan, saham DCII mampu melesat tajam hingga 13.947 persen. Hal ini menyebabkan saham DCII sempat disetop perdagangannya karea pergerakan harga yang ekstrem.
PT DCI Indonesia menjadi perusahaan milik Otto Toto Sugiri yang membuatnya masuk dalam jajaran daftar orang terkaya di dunia. Dengan kenaikan saham DCII, Otto Sugiri kini memiliki kekayaan 10.0 B dolar AS atau setara Rp164 triliun dengan kurs Rp 16.420 per dolar AS. Dengan kekayaan ini, ia kini masuk dalam lima orang terkaya di Indonesia.