Museum sejarah perjalanan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tonsealama di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. (IDN Times/Vadhia Lidyana) 
Pembangunan PLTA Tonsealama tak selesai di era Hindia Belanda. Pembangunan selanjutnya dilaksanakan pada masa pemerintahan Jepang, yakni 1942-1945. Kemudian, sumber listrik itu mulai beroperasi sejak 1950.
Di dalam bangunan-bangunan PLTA, tampak mesin-mesin peninggalan zaman dahulu masih dimanfaatkan. Bahkan, masih ada sudut-sudut yang menjadi saksi konflik agresi militer Belanda pada 1947. Tampak ada bekas-bekas tembakan dari pesawat tempur yang menewaskan sejumlah pekerja PLTA.
"Itu bekas peluru dari pesawat, dulu (PLTA) ini hancur, (tapi) engine masih bisa operasi sampai sekarang,” ujar Asisten Manajer Operasi PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Minahasa, Oudy F. Rumbajan.
Masuk ke dalam PLTA Tonsealama rasanya tak hanya berkunjung ke suatu pembangkit listrik. Tetapi seperti menyaksikan sejarah perjalanan salah satu pembangkit listrik tertua di Indonesia.
Ditambah lagi, PLN Nusantara Power juga membuat sebuah museum yang memamerkan dokumentasi-dokumentasi bersejarah, serta alat-alat komponen berusia puluhan tahun yang pernah dipakai di PLTA Tonsealama.