Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur Utama InJourney Airports, Muhammad Rizal Pahlevi.
Direktur Utama InJourney Airports, Muhammad Rizal Pahlevi. (IDN Times/Pitoko)

Intinya sih...

  • Manfaatkan gerai F&B yang adaRuang kosong di bandara dapat dimanfaatkan dengan gerai F&B dan restoran untuk penumpang. InJourney Airports juga akan berkoordinasi dengan maskapai terkait agar penumpang tidak merasa diabaikan.

  • Kolaborasi dengan maskapaiBandara InJourney Airports siap menampung penumpang yang terkena delay terpaksa bermalam di bandara. Kerja sama dan mitigasi dilakukan bersama dengan airline.

  • Kemenhub ingatkan potensi delay gegara jumlah pesawat sedikitKementerian Perhubungan (Kemenhub) mewanti-wanti penumpang angkutan udara terhadap potensi delay atau penundaan penerbangan karena jumlah pesawat yang bisa terbang saat ini cenderung sed

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama InJourney Airports, Muhammad Rizal Pahlevi menegaskan pihaknya telah memiliki sejumlah mitigasi ketika nantinya terjadi penundaan penerbangan atau delay pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

Rizal menyatakan, 37 bandara yang dikelola InJourney Airports memiliki ruang cukup untuk menampung penumpang sehingga tidak ada penumpukan ketika delay terjadi.

"Saya yakin kapasitas hari ini Terminal 3 Soekarno-Hatta dan bandara-bandara besar (lain), kita punya ruang untuk bisa mengholding mereka 1-2 flight dalam waktu yang bersamaan, saya pastikan itu bisa tersedia," kata Rizal dalam konferensi pers di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (17/12/2025).

1. Manfaatkan gerai F&B yang ada

ilustrasi bandara Soekarno-Hatta (commons.m.wikimedia.org/Medelam)

Rizal menambahkan, ruang-ruang kosong yang disediakan pihak bandara juga bisa tersedia dengan memanfaatkan gerai-gerai F&B dan restoran.

Lebih lanjut, jika delay berlangsung lebih lama maka InJourney Airports akan langsung berkoordinasi dengan maskapai terkait agar penumpang tidak merasa diabaikan.

"Kalau berlanjut sifatnya itu juga kita bekerja sama dengan airline, dengan service recovery airline untuk bisa menempatkan, seperti sahabat media tahu bahwa lebih dari 6 jam pesawat di hold, mereka akan mendapatkan mini stay atau mereka harus mendapatkan treatment di salah satu penginapan yang terdekat dengan bandara," tutur Rizal.

2. Kolaborasi dengan maskapai

Ilustrasi Bandara Soekarno-Hatta (dok. Bandara Soetta)

Mekanisme dan mitigasi tersebut sejatinya telah berjalan sejak dulu, tetapi Rizal menegaskan, bandara-bandara InJourney Airports siap menampung jika para penumpang yang terkena delay terpaksa bermalam di bandara.

"Kita sendiri di bandara kita punya spot atau punya area yang bisa lebih nyaman untuk bisa melayani penumpang yang dengan terpaksa harus bermalam misalnya di bandara," kata Rizal.

"Nah ini memang tidak cukup kita sendirian atau airport operator sendirian, tentu kerja sama dan mitigasinya dilakukan bersama dengan airline tersebut," sambungnya.

3. Kemenhub ingatkan potensi delay gegara jumlah pesawat sedikit

Sesditjen Perhubungan Udara Kemenhub, Achmad Setiyo Prabowo (IDN Times/Pitoko)

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mewanti-wanti penumpang angkutan udara terhadap potensi delay atau penundaan penerbangan yang mungkin terjadi selama periode Nataru 2025/2026.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Perhubungan Udara Kemenhub, Achmad Setiyo Prabowo saat berdiskusi dengan media pada Kamis (11/12/2025).

Menurut Achmad, potensi delay bisa muncul mengingat jumlah pesawat yang bisa terbang saat ini cenderung sedikit, hanya 568 unit. Dari data tersebut, 368 unit pesawat berstatus serviceable dan 200 unit sisanya berstatus maintenance.

"Jumlah pesawat sebanyak 568 unit, ternyata yang serviceable hanya 368. Jadi, rekan-rekan kalau misalkan ada delay karena cuaca atau karena technical operation, ya karena rotasi pesawatnya memang agak berkurang," kata Setiyo.

Editorial Team