Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_6385.jpeg
Presiden Prabowo Subianto meminta komisaris BUMN mundur jika tak setuju tantiem dihapus. (dok. YouTube TVR Parlemen)

Intinya sih...

  • Prabowo ungkap riset Universitas Oxford yang mencatat PDB per kapita Belanda tertinggi di dunia selama penjajahan Indonesia.

  • Pertahanan kuat diperlukan untuk menjaga kedaulatan dan mencegah kehilangan kekayaan alam akibat negara lebih kuat.

  • Diperlukan modernisasi alutsista dan penguatan prajurit untuk menghadapi ketidakpastian global dan ancaman tiba-tiba.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto menegaskan Indonesia tidak boleh kembali menjadi sapi perahan bangsa lain. Dia menekankan pentingnya menguasai, mengendalikan, membela, dan mengelola seluruh kekayaan bangsa demi kesejahteraan rakyat.

Hal itu disampaikan Prabowo dalam Pidato Penyampaian RUU APBN 2026 dan Nota Keuangan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

"Kita tidak mau lagi menjadi sapi perahan bangsa-bangsa lain," tegasnya.

1. Belajar dari sejarah kolonialisme

ilustrasi penjajahan (unsplash.com/british library)

Prabowo menyampaikan riset Universitas Oxford yang mencatat, selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, produk domestik bruto (PDB) per kapita negeri itu menjadi yang tertinggi di dunia.

"Belanda yang memegang dan menduduki Indonesia, selama mereka duduki Indonesia, Nusantara, GDP per kapita mereka tertinggi di dunia," katanya.

Menurutnya, hal tersebut menunjukkan negara yang menguasai kekayaan Indonesia akan memiliki PDB per kapita sangat tinggi dan berpotensi menjadi salah satu dari tiga atau empat tertinggi di dunia.

"Dan itu yang kita tuju, kita harus kuasai, kendalikan, membela dan mengelola semua kekayaan bangsa Indonesia," tegasnya.

2. Pertahanan kuat menjaga kedaulatan

Presiden Prabowo Subianto ketika melantik Letjen TNI Djon Afriandi sebagai Panglima Kopassus di Batujajar. (www.instagram.com/@penkopassus)

Prabowo menyoroti ketidakpastian global dan ancaman yang bisa muncul secara tiba-tiba. Ia menegaskan pertahanan yang kuat merupakan fondasi kedaulatan.

Indonesia tidak menghendaki perang dan memandangnya sebagai jalan terakhir, namun sejarah mengajarkan negara tanpa pertahanan yang memadai kerap menjadi korban negara yang lebih kuat, termasuk kehilangan kekayaan alamnya.

"Mereka yang tidak punya pertahanan yang kuat biasanya dilindas oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat. Biasanya kekayaannya diambil, dirampok dan itulah yang terjadi ratusan tahun kepada bumi Nusantara kita ini," katanya.

3. Modernisasi alutsista dan perkuat prajurit

Parade alutsista di HUT ke-78 TNI di Bunderan Hotel Indonesia pada 2023. (IDN Times/Santi Dewi)

Untuk menghadapi tantangan tersebut, orang nomor satu di Indonesia itu menyatakan perlunya modernisasi alat utama sistem pertahanan. Dia juga mendorong penguatan komponen cadangan.

"Kita berdayakan industri strategis nasional, serta kesejahteraan para prajurit patriot bangsa," tambahnya.

Editorial Team