Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Aplikasi Temu (Dok Google Play)
Aplikasi Temu (Dok Google Play)

Intinya sih...

  • Aplikasi belanja online China, Temu, populer di lebih dari 50 negara di dunia. 
  • Pendiri Temu, Colin Huang yang merupakan orang terkaya ke-2 di China. 
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Aplikasi belanja online asal China, Temu meraih popularitas di sejumlah negara. Aplikasi ini sudah masuk ke lebih dari 50 negara di dunia.

Meski belum masuk Indonesia, namun aplikasi ini menjadi sorotan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki beberapa waktu lalu. Dia melihat ada potensi ancaman masuknya aplikasi tersebut ke Indonesia.

Menurutnya, jika aplikasi Temu masuk ke tanah air maka berpotensi mengganggu pasar dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di dalam negeri.

Aplikasi tersebut pertama kali diluncurkan pada akhir 2022 lalu di Amerika Serikat (AS). Temu didirikan oleh PDD Holdings.

Sementara PDD Holdings merupakan perusahaan induk usaha retail online China, Pinduoduo atau PDD milik salah satu orang terkaya di China dan dunia. Dia adalah Colin Huang.

Lalu siapa Coling Huang? Simak profil dan harta kekayaannya yuk!

1. Profil Colin Huang

Colin Huang (YouTube Asianometry)

Dikutip dari International Finance, Colin Huang lahir pada 1980 di pinggiran Hangzhou, Zhejiang, China. Orang tuanya merupakan pekerja pabrik kelas menengah.

Huang mulai belajar ilmu komputer pada usia 18 tahun di Chu Kochen Honors College of Zhejiang University. Dia menyelesaikan gelar masternya dari University of Wisconsin pada 2004.

Setelah itu, Huang magang di Google dan Microsoft. Kemudian pada 2004, dia bekerja di Google dan menjadi karyawan tetap.

Namun pada 2006, dia kembali ke negaranya bersama Kaai-fu Lee untuk memperluas layanan Google di negeri tirai bambu tersebut. Setelah mengundurkan diri dari Google pada 2007, Colin Huang memulai situs e-commerce Oku, dan menjualnya seharga 2,2 juta dolar AS pada 2010.

Lima tahun kemudian atau pada 2015, dia mendirikan dan memimpin perusahaan Pinduoduo atau PDD yang berbasis di Shanghai.

PDD menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan saham perdana (IPO) di Nasdaq pada Juli 2018, yang mengantongi dana 1,6 miliar dolar AS.

Setelah IPO, 47 persen saham Colin Huang di Pinduoduo bernilai 14 miliar, menjadikannya orang terkaya ke-13 di China pada saat itu. Pada 2020, dia menempati peringkat kedua dalam Huron Global Young Zhuang Sect Self-Made Rich List.

Pada tahun yang sama, Colin Huang mengundurkan diri sebagai CEO PDD tetapi tetap mempertahankan posisinya sebagai ketua perusahaan.

2. Kekayaan Colin Huang

ilustrasi kekayaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan data Real Times Billionaires Forbes, Colin Huang tercatat sebagai orang terkaya kedua di China. Kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai 48,7 miliar dolar AS atau setara Rp798,9 triliun (asumsi Rp16.400 per dolar AS).

Huang tepat berada di bawah taipan air minum kemasan Zhong Shansan, yang kekayaan bersihnya diperkirakan sebesar 56,1 miliar dolar AS atau setara Rp930,32 triliun.

Namun dia berada di atas bos TikTok, Zhang Yiming. Kekayaan Yiming diprediksi mencapai 43,4 miliar dolar AS atau Rp711,98 triliun.

Secara global, Colin Huang berada di peringkat 28. Dia juga berada di bawah taipan senegaranya, Zhong Shanshan di peringkat 27, dan di atas Zhang Yiming di peringkat 29.

3. Tentang Temu

ilustrasi aplikasi Temu (apps.apple.com)

Temu adalah megastore belanja online yang menawarkan hampir semua produk. Temu menawarkan berbagai kategori barang, termasuk fashion, dekorasi rumah, kecantikan dan kosmetik, pakaian, serta masih banyak lagi. 

Aplikasi ini tidak hanya populer di negara asalnya tapi juga di sejumlah negara. Menurut Statista, Temu mendapatkan lebih dari 30 juta unduhan baru setiap bulannya, menjadikannya aplikasi belanja nomor satu di App Store Apple dan Google Play Store.

Fitur menonjol dari Temu adalah banyak produk di situs ini yang harganya sangat murah.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebelumnya menyatakan ancaman dari hadirnya aplikasi perdagangan lintas negara asal China, Temu, bisa diantisipasi melalui penguatan regulasi.

Salah satunya, lewat Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.

Editorial Team