pekerja PT Vale Indonesia (vale.com)
Upaya reklamasi PT Vale Indonesia tidak hanya berfokus pada perbaikan lingkungan, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar melalui manfaat sosial dan ekonomi. Keterlibatan warga dalam proses reklamasi secara langsung membuka lapangan pekerjaan, baik dalam pembibitan, penanaman, maupun pemeliharaan vegetasi. Hal ini memberi peluang penghasilan tambahan bagi masyarakat lokal, terutama di wilayah sekitar tambang di Luwu Timur.
Tanaman-tanaman yang dipilih pun bukan sekadar simbol penghijauan. Seperti yang dilaporkan oleh Kareba Nusa, pohon-pohon seperti bitti, kemiri, dan dengen tidak hanya memperkuat struktur tanah, tapi juga memiliki nilai ekonomi tinggi yang dapat dimanfaatkan masyarakat dalam jangka panjang. Kemiri bisa dimanfaatkan untuk minyak, dengen sebagai tanaman kayu keras, sementara bitti berguna untuk konstruksi dan perabot.
Lebih jauh lagi, masyarakat yang terlibat dalam reklamasi juga mendapatkan pelatihan dan pengembangan keterampilan, mulai dari teknik pembibitan hingga pengelolaan lahan pascatambang. Hal ini menunjukkan bahwa proses reklamasi turut menjadi sarana pemberdayaan dan transfer pengetahuan kepada masyarakat.
Ketika reklamasi dilakukan dengan melibatkan dan memberdayakan masyarakat, hasilnya bukan sekadar hutan buatan, melainkan ekosistem sosial dan ekonomi baru yang berkelanjutan. Lahan bekas tambang pun tidak lagi menjadi beban lingkungan, tetapi justru menjadi sumber kehidupan baru bagi komunitas lokal.
Melalui pendekatan kolaboratif yang melibatkan warga, PT Vale Indonesia membuktikan bahwa reklamasi bisa menjadi bentuk nyata dari #MenambangKebaikan yang dimulai dari kita, #StartswithMe. Ini bukan hanya soal menanam pohon, tapi juga soal menanam harapan, keterampilan, dan masa depan yang lebih lestari. Karena pembangunan yang baik selalu dimulai dari kolaborasi yang tulus.