Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F Haryn (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F Haryn (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Intinya sih...

  • Stimulus diharapkan mendorong bisnis perbankan, memberikan optimisme bagi pasar hari ini.

  • Kemenkeu mau guyur Rp200 triliun ke perbankan untuk menggerakkan perekonomian nasional.

  • Sistem keuangan sedang seret, Purbaya menyoroti kondisi sistem keuangan yang dinilai cukup kering dalam setahun terakhir.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA buka suara atas rencana Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menarik Rp200 triliun kas negara dari Bank Indonesia (BI) untuk disalurkan ke perbankan.

Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F Haryn mengatakan, pihaknya mendukung stimulus yang diberikan pemerintah selama mampu mendorong pergerakan pasar lebih cepat.

"Kami sebagai bagian dari industri tentu akan merasa hal tersebut positif, untuk kami juga sebagai pelaku di industri perbankan," ujar Hera dalam public expose, dikutip Jumat (12/9/2025).

1. Stimulus diharapkan mendorong bisnis perbankan

Ilustrasi gedung BCA (unsplash/HendraJn)

Hera pun berharap, stimulus yang hendak diberikan pemerintah tersebut mampu mendorong bisnis perbankan dan memberikan optimisme bagi pasar hari ini.

"Semoga apa yang disampaikan oleh Pak Menteri Keuangan juga bisa memberikan optimisme di market hari ini," ujar dia.

2. Kemenkeu mau guyur Rp200 triliun ke perbankan

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa saat ditemui di Gedung DPR. (IDN Times/Triyan).

Sebelumnya diberitakan, (Kemenkeu) berencana menempatkan dana segar hingga Rp200 triliun di perbankan, guna menggerakkan perekonomian nasional.

Menkeu Purbaya mengatakan, dana tersebut berasal dari simpanan pemerintah yang saat ini tercatat Rp430 triliun di BI. Rencana ini pun sudah ia laporkan kepada Presiden Prabowo Subianto.

“Dari Rp430 triliun, saya pindahkan Rp200 triliun ke sistem perbankan, agar bisa menyebar di sistem dan ekonomi bisa tumbuh,” ujar Purbaya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Rabu (10/9).

Purbaya menjelaskan, dana Rp200 triliun itu akan ditempatkan dalam bentuk rekening pemerintah di bank-bank umum. Meski tidak disalurkan secara langsung, ia optimistis perbankan tidak akan membiarkan dana pemerintah mengendap begitu saja karena akan menimbulkan biaya (bunga).

"Bank pasti punya cost, sehingga mereka akan mencari return yang lebih tinggi dari cost itu. Dari situlah kredit akan mulai tumbuh,” kata dia.

3. Sistem keuangan sedang seret

Ilustrasi perbankan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Purbaya menyoroti kondisi sistem keuangan yang dinilai cukup kering dalam setahun terakhir. Situasi ini membuat seretnya perputaran uang di masyarakat yang berujung pada pertumbuhan ekonomi melambat, dan masyarakat kesulitan memperoleh pekerjaan. Ia menilai hal itu dipicu kurang selarasnya kebijakan fiskal dan moneter.

“Begitu saya masuk ke Kemenkeu, saya lihat sistem finansial kita agak kering. Satu tahun terakhir orang susah cari kerja, karena ada kesalahan kebijakan, antara moneter dan fiskal,” kata dia.

Purbaya menegaskan, penempatan dana ini merupakan langkah awal yang akan terus dievaluasi. Jika terbukti memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian, kebijakan tersebut akan dilanjutkan.

“Ini percobaan pertama. Akan berlanjut sampai terlihat dampak signifikan di sistem. Saya juga akan bicara dengan Gubernur BI agar mendukung kebijakan ini,” katanya.

Editorial Team