Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi anggaran atau APBN. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi anggaran atau APBN. (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Tujuan penggunaan trade AI Purbaya menjelaskan Trade AI, yang dirancang untuk meningkatkan ketepatan analisis impor, dikembangkan secara internal oleh DJBC. Teknologi ini bertujuan untuk mendeteksi lebih dini praktik under-invoicing, over-invoicing, serta potensi pencucian uang yang berbasis perdagangan.

  • Tingkatkan transparansi dan perkuat keamanan arus barang Pengoperasian pemindai kontainer baru dan pengembangan teknologi kecerdasan artifisial (AI) menjadi langkah strategis untuk meningkatkan transparansi dan memperkuat keamanan arus barang. Selain itu, transformasi digital di sektor kepabeanan merupakan hal yang tak terelakkan untuk mempertahankan kepercayaan publik dan meningkatkan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan pemerintah membutuhkan investasi sebesar Rp45 miliar untuk pengembangan lanjutan terkait sistem informasi dan teknologi (IT) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).

"Untuk pengembangan sistem IT yang lebih canggih dan dapat diterapkan di seluruh Indonesia, kami memerlukan investasi sekitar Rp45 miliar," kata Purbaya dalam konferensi pers di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada Jumat (12/12/2025).

Selain itu, pemerintah juga baru meresmikan penggunaan alat pemindai peti kemas (X-Ray) dengan fitur radiation portal monitor (RPM), serta dua inovasi digital yang sedang dikembangkan, yaitu Self Service Report Mobile (SSR-Mobile) dan Trade AI.

1. Tujuan penggunaan trade AI

Konferensi Pers Peresmian Alat Pemindai Peti Kemas. (IDN Times/Triyan).

Purbaya menjelaskan Trade AI, yang dirancang untuk meningkatkan ketepatan analisis impor, dikembangkan secara internal oleh DJBC. Teknologi ini bertujuan untuk mendeteksi lebih dini praktik under-invoicing, over-invoicing, serta potensi pencucian uang yang berbasis perdagangan, yang dapat merugikan penerimaan negara.

"Pengembangan Trade AI dilakukan sepenuhnya oleh tim internal kami. Jadi, sejauh ini, tidak ada investasi besar yang diperlukan. Kami menggunakan sumber daya yang ada, mulai dari perangkat keras hingga perangkat lunak, dan tentunya hanya membayar gaji pegawai," jelas Purbaya.

2. Tingkatkan transparansi dan perkuat keamanan arus barang

Konferensi Pers Peresmian Alat Pemindai Peti Kemas. (IDN Times/Triyan).

Pengoperasian pemindai kontainer baru dan pengembangan teknologi kecerdasan artifisial (AI) menjadi langkah strategis untuk meningkatkan transparansi dan memperkuat keamanan arus barang. Selain itu, transformasi digital di sektor kepabeanan merupakan hal yang tak terelakkan untuk mempertahankan kepercayaan publik dan meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia.

Trade AI, yang dilengkapi dengan kemampuan analisis nilai pabean, klasifikasi barang, dan verifikasi dokumen, akan terintegrasi dengan sistem CEISA 4.0. Integrasi ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi serta mempermudah pengambilan keputusan dalam proses pengawasan.

"Inovasi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keamanan nasional, tetapi juga untuk mempercepat proses layanan. Selain aspek keamanan, penggunaan pemindai kontainer juga memperkuat upaya pencegahan pelanggaran dalam impor-ekspor, termasuk praktik kecurangan yang berpotensi merugikan perekonomian negara."

3. Penggunaan trade AI tambah penerimaan negara Rp1,2 miliar

Ilustrasi cadangan devisa. (IDN Times/Arief Rahmat)

Purbaya menyebutkan dengan penggunaan Trade AI, DJBC berhasil mempercepat pemeriksaan Pemberitahuan Impor Barang (PIB). Teknologi ini memungkinkan pemeriksaan 145 PIB dalam waktu yang jauh lebih cepat. Kecepatan ini, menurutnya, memberikan dampak positif terhadap penerimaan negara.

"Setelah kami cek di lapangan, penggunaan Trade AI sudah memberikan tambahan penerimaan negara sebesar Rp1,2 miliar. Itu hasil yang jelas dan nyata," tutur Purbaya.

Meski begitu, Purbaya menekankan bahwa transformasi digital yang dilakukan DJBC tidak hanya berfokus pada pencapaian jangka pendek, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi pemeriksaan.

"Jika sistem ini terus berkembang, keuntungan dan dampak positif terhadap penerimaan negara akan semakin besar di masa depan. Kami baru saja mulai, tetapi hasil yang didapat sudah terlihat," tuturnya.

Editorial Team