Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Bendahara Negara itu pun menegaskan, APBN 2025 telah dirancang sedemikian rupa untuk membiayai program-program pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto.
“Banyak yang mengatakan apakah APBN-nya jebol (defisit melebar), tidak,” tegasnya.
Salah satu aspek kebijakan yang ia tekankan tak akan mengubah postur APBN 2025 adalah kehadiran Danantara Indonesia, yang akan mengelola dividen BUMN dari yang selama ini masuk secara langsung ke kas negara, dalam bentuk penerimaan negara bukan pajak atau PNBP.
"Jadi program Bapak Presiden ada di dalam ruang APBN yang sudah ada. Pembangunan desa, termasuk koperasi desa ada di APBN, lalu Danantara yang diestablish termasuk penggunaan dividennya itu sudah kita perhitungkan," tegasnya.
Lebih rinci, per Maret 2025 pendapatan negara ada di Rp516,6 triliun dengan total belanja negara Rp620,3 triliun. Pendapatan tersebut terdiri dari penerimaan dari perpajakan sebesar Rp400,1 triliun dan PNBP senilai Rp115,9 triliun.
Sementara untuk belanja negara, angka Rp620,3 triliun di bulan Maret terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp413,2 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp207,1 triliun.