Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sri Mulyani Pastikan Defisit APBN Tidak akan Jebol

Presiden RI Prabowo Subianto, Menko Perekonomian Airlangga Hartato, dan Menkeu Sri Mulyani Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4) (dok. tim komunikasi Prabowo)
Presiden RI Prabowo Subianto, Menko Perekonomian Airlangga Hartato, dan Menkeu Sri Mulyani Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4) (dok. tim komunikasi Prabowo)

Jakarta, IDN Times — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) Indonesia tahun ini tidak akan jebol dan mengimbau rakyat termasuk pelaku pasar untuk tidak khawatir.

"Jangan khawatir, tidak jebol APBN-nya," kata Sri Mulyani dalam acara "Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia" di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4).

1. Target defisit APBN 2025 akan tetap dijaga di kisaran 2,5 persen

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati. (IDN Times/Trio Hamdani)
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati. (IDN Times/Trio Hamdani)

Sri Mulyani mengatakan target defisit APBN 2025 akan tetap dijaga di kisaran 2,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau sesuai Rp616,2 triliun.

Menurutnya, defisit itu akan terus terjaga dengan realisasi belanja negara sesuai target Rp3.621,3 triliun dan pendapatan negara Rp3.005,1 triliun.

"Program Bapak Presiden ada di dalam ruang APBN yang sudah ada. Pembangunan desa, termasuk koperasi desa ada di APBN, lalu Danantara yang di-establish termasuk penggunaan dividennya itu sudah kita perhitungkan," kata Sri Mulyani.

2. Tarif baru dari Trump dinilai tidak memiliki dasar ekonomi

Presiden AS, Donald Trump, saat mengumumkan rincian tarif resiprokal. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden AS, Donald Trump, saat mengumumkan rincian tarif resiprokal. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Selain itu, Sri Mulyani juga mengomentari keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menerapkan tarif baru kepada puluhan negara, termasuk Indonesia, yang menurutnya tidak memiliki dasar ekonomi.

“Tarif resiprokal yang disampaikan oleh AS terhadap 60 negara menggambarkan cara perhitungan tarif tersebut, yang saya rasa semua ekonom yang sudah belajar ekonomi tidak bisa memahami,” ucap Sri Mulyani.

3. Sri Mulyani menilai kebijakan tarif Trump didasarkan pada kepentingan Trump agar perdagangan AS tidak defisit

ilustrasi ekonomi (pixabay.com/geralt)
ilustrasi ekonomi (pixabay.com/geralt)

Sri Mulyani menilai kebijakan tarif dari Trump lebih didasarkan pada kepentingan Trump agar perdagangan AS tidak defisit dengan negara-negara lain, dan karenanya tidak memiliki landasan ekonomi.

“Itu artinya saya tidak ingin tergantung atau beli kepada orang lain lebih banyak dari apa yang saya bisa jual kepada orang lain. It is purely transactional, tidak ada landasan ilmu ekonominya,” tuturnya. (WEB)

*Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama IDN Times dan Tim Komunikasi Prabowo.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jihan Azizah
Ezri Tri Suro
Jihan Azizah
EditorJihan Azizah
Follow Us