Ilustrasi Cadangan Devisa (IDN Times/Arief Rahmat)
Capaian Strategis per Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
PT Freeport Indonesia meresmikan pabrik smelter tembaga terbesar di dunia.
Kapasitas produksi: pengolahan 6.000 ton lumpur anoda per hari.
Output emas mencapai 52 ton per tahun.
Meningkatkan nilai tambah mineral dan memperkuat posisi Indonesia dalam industri tembaga dan logam mulia.
Kehadiran pabrik anoda baterai berkapasitas 80.000 ton/tahun.
Kapasitas ini setara untuk mendukung produksi 1,5 juta mobil listrik (EV).
Produk diekspor ke Amerika Serikat, memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global kendaraan listrik.
Investasi oleh PT Unilever Oleochemical Indonesia senilai Rp6,5 triliun.
Ekspor tahun 2024 dari kawasan ini mencapai Rp2,7 triliun.
Proyek ekspansi KernelMax menyerap investasi tambahan sebesar 20 juta dolar AS.
Telah dimulai perkuliahan kampus King’s College London (KCL).
Target: 5 program studi, 750 mahasiswa hingga 2030.
Queen Mary University of London (QMUL) mulai beroperasi September 2026.
Target: 6.000 mahasiswa.
Total target melalui kerja sama dengan Russell Group: 10.000 mahasiswa.
Menjadikan KEK sebagai pusat pendidikan tinggi bertaraf internasional.
Investasi senilai Rp5,8 triliun dari sejumlah perusahaan data center global:
GDS (Tiongkok)
Gaw Capital (Hong Kong)
Princeton Digital Group (Singapura)
BWDigital Infra Indonesia (Selandia Baru)
Menunjukkan daya tarik Nongsa sebagai digital hub internasional.
Telah mengekspor 2 juta ton Smelter Grade Alumina (SGA) per tahun.
Sedang dalam proses peningkatan kapasitas menjadi 4 juta ton/tahun.
Mengokohkan Indonesia sebagai produsen alumina utama dunia.
Melalui skema Two Countries Twin Parks (TCTP).
Potensi investasi yang akan masuk sebesar 3,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp59,3 triliun.
Mendorong pertumbuhan industri dan manufaktur berbasis ekspor.
Hadirnya Bali International Hospital (BIH) dan berbagai fasilitas kesehatan lainnya.
Realisasi investasi sebesar Rp4,42 triliun.
Diproyeksikan dapat menghemat devisa negara hingga Rp86 triliun, yang sebelumnya keluar untuk pengobatan warga Indonesia di luar negeri.