Petugas menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas Antam, Jakarta, pada 28 Juli 2020. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Krisis kesehatan masyarakat yang berlangsung selama lebih dari enam bulan, dan diperkirakan akan sampai tahun depan, membuat emas mendapatkan momentumnya. Para investor menegaskan emas merupakan investasi paling aman dengan bunga rendah yang diminati ketika situasi tidak menentu seperti saat ini terjadi.
Mereka pun mengatakan bahwa ini hanya permulaan. Tak sedikit yang memprediksi harga emas akan mencapai Rp43,8 juta per ons pada titik tertentu di tahun ini. Salah satu yang percaya bahwa harga emas takkan turun signifikan adalah Goldman Sachs, apalagi Bank Sentral mencetak uang dengan cepat untuk memenuhi anggaran stimulus pemerintah.
"Kita sudah lama mempertahankan keyakinan bahwa emas merupakan mata uang terakhir, terutama di dalam suatu lingkungan seperti sekarang di mana pemerintah mengurangi uang fiat dan mendorong suku bunga nyata ke arah terendah sepanjang masa," kata Goldman, sepert dikutip Reuters.
Analis bahkan menilai emas akan bisa menggantikan dolar sebagai saingan sesama pilihan investasi safe-haven. Nilai tukar dolar yang terjun ke level terendah dalam dua tahun menyumbang andil dalam lonjakan harga emas. "Pada titik tertentu, emas menggantikan USD," kata Kepala Perdagangan Global di Heraeus, Hans Ritter dikutip dari laman World Economic Forum.