Ilustrasi krisis ekonomi (pexels.com/Karolina Grabowska)
Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya resesi:
1. Produksi konsumsi yang tidak seimbang
Apabila produksi tinggi namun tidak diseimbangkan dengan daya beli masyarakat yang tinggi juga, hal tersebut akan mengakibatkan penumpukan persediaan barang. Sehingga barang-barang di pasar akan mengalami penurunan yang tajam.
Tidak baik juga apabila daya beli masyarakat tinggi, tapi produksi yang dilakukan rendah maka kebutuhan dari masyarakat tidak terpenuhi, yang menyebabkan pemerintah harus melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Impor barang secara berlebihan dapat menyebabkan penurunan keuntungan pada perusahaan dan lemahnya harga saham di pasar modal.
Oleh karena itu, kesimbangan antara konsumsi atau daya beli masyarakat dan produksi merupakan sebuah dasar dari pertumbuhan ekonomi. Jika keduanya tidak seimbang maka akan terjadi masalah pada siklus ekonomi yang disebut dengan resesi.
2. Utang yang berlebihan
Fungsi pertama utang adalah untuk menutupi kebutuhan suatu negara. Namun, apabila utang suatu negara tersebut memiliki jumlah yang terlalu banyak sehingga tidak mampu membayar, maka negara tersebut akan mengalami kebangkrutan yang membuat perekonomiannya turun drastis dan mengakibatkan resesi.
3. Penggelembungan aset
Penggelembungan aset pernah terjadi pada 1990-an, ketika investasi didorong oleh emosional tanpa perhitungan yang tepat. Saat itu pasar saham mendapatkan keuntungan yang besar yang membuat para investor menggelembungkan asetnya.
Alan Greenspan selaku mantan pemimpin FED mengungkapkan istilah “kegembiraan rasional” yaitu yang menggambarkan investasi yang didorong oleh emosional ini menggelembungkan pasar saham, yang gelembungnya tiba-tiba pecah. Sehingga membuat para investor menjadi panic selling yang akhirnya membuat pasar hancur akibat harga yang terlalu tinggi lalu berakhir dengan resesi.
4. Inflasi
Tren harga yang terus naik dari waktu ke waktu secara stabil disebut dengan Inflasi. Sebenarnya inflasi bukan hal buruk bagi ekonomi, namun jika berlebihan siklus kenaikannya maka akan membahayakan dan mengakibatkan resesi.
5. Deflasi
Deflasi adalah kebalikan dari Inflasi yaitu penurunan harga yang terjadi secara signifikan dari waktu ke waktu. Dampak dari deflasi dapat menyebabkan penurunan upah dari pekerja dan akan bertampak pada penekanan harga.
Deflasi yang lepas kendali akan membuat orang-orang berhenti berbelanja, yang akan berdampak buruk bagi ekonomi suatu negara. Contohnya pernah terjadi pada Jepang di tahun 1990-an, Jepang mengalami resesi ketika itu deflasi yang terjadi tidak terkontrol oleh pemerintahan Jepang.