Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja di Fortune Indonesia Summit 2023 (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja di Fortune Indonesia Summit 2023 (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk atau BCA, Jahja Setiaatmadja, angkat suara terkait keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR). Menurut dia, BI sudah semestinya mengambil keputusan tersebut lantaran nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar AS terus mengalami pelemahan.

"Rupiah sempat menguat ke Rp14.600, kemudian melemah Rp15.500, Rp15.600, sampai kemarin dan tadi pagi sekitar Rp15.800. Mungkin itu yang menyebabkan Bank Indonesia justru menaikkan (suku bunga). Jadi bukannya dinaikkan lalu melemah, justru karena melihat perkembangan kurs rupiah yang melemah sampai Rp15.800 pagi tadi maka Bank Indonesia menaikan suku bunga sebesar 0,25 persen," tutur Jahja dalam konferensi pers virtual, Kamis (19/10/2023).

1. BI tidak bisa terus menerus intervensi

Ilustrasi Cadangan Devisa (IDN Times/Arief Rahmat)

Keputusan BI yang akhirnya menaikkan suku bunga bisa dimaklumi. Menurut Jahja, BI tidak bisa terus menerus melakukan kebijakan intervensi ketika bank sentral utama di dunia seperti The Fed tetap menaikkan suku bunganya. Hal itu bakal berimbas pada tergerusnya cadangan devisa Republik Indonesia.

"Karena ya, memang bisa dilakukan yang namanya policy intervensi. Tapi, kalau memang terus menerus dilakukan intervensi saya pikir itu mengurangi cadangan devisa kita," ujar Jahja.

2. BI naikkan suku bunga jadi enam persen

Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana

Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan atau BI7DRRR ke level enam persen atau naik 25 basis poin (bps).

Selain itu, RDG BI pada 18-19 Oktober 2023 juga memutuskan kenaikan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,75 persen.

3. Kenaikan suku bunga merespons ketidakpastian global

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Agustus 2021 (dok. Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan, bank sentral menaikkan suku bunga acuan untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak meningkat tingginya ketidakpastian global.

Kebijakan tersebut juga ditempuh sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor (imported inflation).

"Sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran tiga persen plus-minus satu persen pada 2023 dan 2,5 persen plus-minus satu persen pada 2024," katanya dalam konferensi pers, Kamis (19/10/2023).

Editorial Team